Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rally harga gas alam berlanjut. Kenaikan harga terjadi setelah Badan Klimatologi dan Metrologi Amerika Serikat merilis prediksi bahwa musim dingin akan datang pada akhir Oktober. Ini memicu permintaan gas untuk pemanas.
Jika prediksi tersebut benar maka musim dingin di Barat daya dan Tenggara AS datang lebih cepat 11-15 hari. Temperatur Chicago diprediksi mencapai 39° Fahrenheit atau 4° Celcius dan 6° di bawah normal. Departemen Energi AS mengatakan, sebagian besar rumah tangga di AS menggunakan gas untuk pemanas.
Tak heran, kemarin (9/10) sampai pukul 16.10 WIB harga gas alam berada di US$ 3,414 per mmbtu. Artinya, harga gas di bursa Nymex pengiriman November telah naik 0,53% dari dua hari lalu di US$ 3,396 per mmbtu.
Head of Analyst Askap Futures, Suluh Adil Wicaksono mengatakan, International Monetary Fund (IMF) yang memangkas prediksi pertumbuhan global seharusnya membuat harga komoditas termasuk gas menurun. Apalagi, harga minyak juga sedang dalam tren menurun.
Karena itu, Suluh memprediksi harga gas alam terancam tertekan. Sebab banyak faktor yang menghambat gas alam kembali naik.
Salah satunya, IMF akan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3% di tahun ini dari prediksi Juli 3,5%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi global tahun depan diprediksi 3,6% dari 3,9%.
Ada juga rilis data cadangan gas alam Kamis mendatang yang diprediksi meningkat menjadi 77 juta mbtu. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sebelumnya 72 juta mbtu.
Tapi nyatanya, kenaikan harga gas alam banyak didukung dari permintaan jelang musim dingin.
Namun, Suluh memprediksi kondisi tersebut tidak akan berlangsung lama. Dan harga gas alam dalam sepekan depan akan kembali tertekan. "Penurunan harga minyak berdampak besar terhadap penurunan harga gas alam," kata dia.
Sebab selain faktor fundamental, Suluh melihat dari teknikal harga gas alam juga menurun. Itu terlihat dari indikator relative strength index di level 70% mengindikasikan adanya koreksi. Kenaikan harga gas alam di US$ 3,545 pada 2 Oktober membuat harga gas alam oversold.
Moving average 100 menunjukkan harga gas alam berpotensi turun. Namun, koreksi yang terjadi adalah koreksi minor. Bollinger band yang berada di bollinger band tengah menunjukkan kondisi masih stagnan dan harga kemungkinan masih bertahan di US$ 3,4. Suluh memprediksi harga gas sepekan depan akan bergerak di area support US$ 3,400 - US$ 3,330 per mmbtu dan level resistance US$ 3,545 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News