kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Intip Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut


Minggu, 19 Desember 2021 / 12:44 WIB
Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Intip Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut
ILUSTRASI. Pulihnya daya beli dan tingkat kunjungan ke gerai, serta kenaikan harga crude palm oil (CPO) akan jadi faktor yang mendongkrak kinerja sektor retail.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor ritel diproyeksikan akan memiliki prospek yang semakin baik pada sisa tahun ini dan tahun depan. Pulihnya daya beli dan tingkat kunjungan ke gerai, serta kenaikan harga crude palm oil (CPO) akan jadi faktor yang mendongkrak kinerja sektor ini. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam risetnya pada 5 November menuliskan, emiten sektor ritel yang berada dalam coverage-nya telah mencatatkan penguatan harga saham sejak akhir Juli. 

Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari turunnya kasus Covid-19, kenaikan mobilitas masyarakat, serta kebijakan PPKM yang mengikuti perkembangan situasi di masing-masing daerah. “Dengan kasus Covid-19 yang terus turun dan PPKM yang lebih longgar, permintaan pun terus mengalami kenaikan,” tulis Christine dalam riset.

Baca Juga: ADRO Beli 3,7% Saham CITA Senilai Rp 358 Miliar

Sementara Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dalam risetnya pada 17 November menambahkan, sepanjang bulan November ini, rata-rata tingkat mobilitas masyarakat secara umum berada di level +1,6% atau naik 0,7% dari posisi Oktober 2021. Hal ini mengindikasikan tingkat mobilitas saat ini tercatat berada di atas level sebelum pandemi Covid-19. 

Sementara untuk tempat ritel dan rekreasi tercatat tingkat mobilitas sepanjang November ini berada di level +6,0% di mana pada Oktober sebesar +4,3%. Angka ini tercatat meningkat signifikan dari level Juli yang tercatat sebesar -20,0% di bawah level sebelum pandemi. 

“Meningkatnya mobilitas di tempat ritel dan rekreasi menjadi salah satu indikasi bahwa masyarakat perlahan-lahan kembali meningkatkan aktivitas belanjanya. Hal ini juga terlihat pada perbaikan IKK dan juga Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk beberapa produk,” tulis Rendy dalam riset.

Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas: Pemulihan Grup Waskita Sesuai Jalur

Adapun, IKK tercatat berada di level optimistis di bulan Oktober 2021. Kategori pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan menunjukkan angka IKK di Oktober mencapai 122,4, naik dari 101,2 dari September. Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta, nilai IKK Oktober berada di level 108,6, naik dari September yang 91,2. 

Sejalan dengan hal ini, Rendy memperkirakan pemulihan daya beli dan juga aktivitas konsumsi oleh konsumen kelas menengah ke atas akan lebih cepat. Alhasil perusahaan ritel yang menargetkan konsumen menengah ke atas berpotensi mencatatkan pemulihan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan emiten kelas menengah ke bawah, khususnya di kuartal IV-2021.

Senada, Christine juga meyakini kinerja emiten ritel akan membaik pada kuartal IV-2021 seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat serta pulihnya tingkat kunjungan ke gerai. Namun, ia melihat tidak akan ada kejutan dari kinerja emiten ritel mengingat semuanya sudah diekspektasikan.

Selain itu, Christine menyoroti potensi pergerakan harga saham emiten ritel yang cenderung membaik ketika ada kenaikan harga CPO. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan pada top line emiten ritel.

Baca Juga: Begini proyeksi saham Cita Mineral (CITA) usai Adaro beli 3,7% sahamnya

“Kami mengekspektasikan efek kenaikan harga CPO pada tahun ini akan terlihat pada 2022. Ditambah lagi, ekspansi pembukaan gerai baru, pemulihan kunjungan ke gerai, serta kembalinya daya beli masyarakat akan jadi penopang kinerja emiten ritel pada tahun depan,” imbuh Christine.

Lebih lanjut, walaupun Christine meyakini online store masih akan tetap ada ketika pandemi berakhir, ekspansi offline store tetap jadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan pendapatan. Dia melihat, ekspansi gerai yang dilakukan oleh Mitra Adiperkasa (MAPI) sejauh ini terlihat konsisten dan terus meningkatkan portofolio brand yang dimiliki.

Sementara untuk Matahari Department Store (LPPF) akan membuka 10 gerai baru pada tahun depan setelah banyak menutup gerai yang tidak menguntungkan dalam 5 tahun terakhir. Menurutnya, MAPI dan LPPF merupakan emiten ritel yang paling diuntungkan oleh relaksasi PPKM dan meningkatnya kembali permintaan fesyen. 

“Kami pun menaikkan rating untuk sektor ritel dari netral menjadi overweight seiring pemulihan daya beli serta intensi untuk membelanjakan uangnya juga terus membaik selepas dilonggarkannya aktivitas masyarakat,” tutup Christine. 

Baca Juga: Ini pilihan saham yang patut dicermati setelah Omicron masuk Indonesia

Berikut rekomendasi saham emiten ritel dari para analis:

1. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

MAPI merupakan emiten ritel dengan ekspansi yang paling konsisten. Setelah melakukan ekspansi dengan masuk ke bisnis ritel skincare lewat Laneige, Sulwhasoo, dan Innisfree, MAPI juga akan masuk ke bisnis ritel produk furniture rumah lewat Index Living Mall. MAPI juga tercatat sebagai emiten ritel dengan penjualan online terkuat, setelah kontribusi penjualan online mencapai 11,6% pada semester I-2021 (Vs 10,3% pada 2020).

Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika merekomendasikan untuk beli saham MAPI dengan target harga Rp 1.100  per saham.

Baca Juga: Prospek Laba Emiten pada 2022 Cerah, Ini 11 Saham Pilihan JP Morgan

2. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)

Setelah melakukan pembenahan dengan menutup gerai-gerai yang tidak menguntungkan, kini LPPF memiliki 137 gerai. Rencananya LPPF akan membuka kembali 2 gerai baru pada Desember ini. Sementara untuk tahun depan, ditargetkan LPPF akan menambah 10 gerai baru. Tak hanya itu, LPPF juga berencana menambah brand baru di setiap kuartal dengan memberikan lebih banyak ruang untuk brand yang terpilih. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya merekomendasikan untuk trading buy saham LPPF dengan target harga Rp 3.850 per saham.

Baca Juga: Ekspansi, Matahari Department Store (LPPF) Buka Dua Gerai Baru di Cianjur dan Batam

3. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

Pada tahun 2022, RALS mengedepankan untuk memaksimalkan segmen penjualan online dengan optimalisasi lewat e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. RALS juga akan lebih berfokus pada profitabilitas store yang sudah ada dan belum ada rencana untuk melakukan ekspansi gerai pada tahun depan. Manajemen juga akan melakukan restrukturisasi ruang yang tidak produktif pada setiap gerai.

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian merekomendasikan beli untuk saham RALS dengan target harga Rp 890 per saham.

Baca Juga: Bisnis RALS Dibebani Bayang-Bayang Pandemi

4. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA

ERAA akan diuntungkan peluncuran smartphone flagship seperti iPhone 13 series karena punya margin keuntungan yang lebih tinggi dibanding smartphones mid-to-low segment. Berbagai langkah diversifikasi bisnis seperti membeli saham Sushi Tei Indonesia, membuka gerai Paris Baguette, serta rencana membuka gerai JD Sports akan menjadi katalis positif untuk jangka panjang.

Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya merekomendasikan beli saham ERAA dengan target harga Rp 860 per saham.

Baca Juga: Resmikan 38 Outlet Ritel Secara Serentak, Erajaya (ERAA) Cetak Sejarah Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×