Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa keuangan dan bank investasi multinasional J.P. Morgan memiliki pandangan yang lebih optimistis dibanding konsensus terhadap pertumbuhan laba bersih emiten tahun 2022. Hal ini berlaku untuk sebagian besar negara yang menjadi cakupannya, kecuali China.
J.P. Morgan lebih mengunggulkan pasar negara maju daripada pasar negara berkembang. "Akan tetapi, kami lebih peduli tentang kualitas pendorong bisnis yang mendasarinya dan sumber pendapatan daripada tentang yurisdiksi," kata Investment Strategist J.P. Morgan dalam laporan terbaru berjudul Outlook 2022 Preparing for a Vibrant Cycle.
Menurutnya, beberapa investor juga khawatir bahwa margin keuntungan akan memburuk. Akan tetapi, menurut J.P. Morgan, peningkatan harga dan produktivitas akan mengimbangi peningkatan input dan biaya tenaga kerja.
Baca Juga: Asing banyak melego saham-saham berikut saat IHSG menguat siang ini
Saat ini, ekonomi global tengah berada di fase pertumbuhan dari siklus pasar. Pada tahap ini, pertumbuhan laba bersih diprediksi akan menggerakkan imbal hasil (return) pasar ekuitas sehingga investor dapat memperoleh keuntungan.
Untuk tahun 2022, J.P. Morgan memprediksi adanya return yang lebih merata di seluruh sektor dan perusahaan, bukan hanya terkonsentrasi pada pemain terbesar. Meskipun begitu, sektor teknologi dan keuangan menjadi favorit J.P. Morgan.
Pasalnya, kedua sektor ini berfungsi sebagai portfolio diversifier karena bereaksi dalam arah yang berlawanan dengan perubahan suku bunga. Kedua sektor juga akan terdorong lebih tinggi dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat.
Terkait dengan valuasinya, harga saham saat ini dinilai tidak undervalued, melainkan berada di valuasi terbaik di sebagian besar pasar.
Baca Juga: IHSG menguat 0,58% ke 6.654 pada sesi I hari ini, net buy asing Rp 139,99 miliar