Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum bulan Ramadan dan Lebaran dapat menjadi sentimen positif bagi sektor bisnis barang konsumsi. Hal ini seiring dengan peningkatan permintaan terhadap produk-produk yang dijual para perusahaan tersebut.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia biasanya membuat parsel dan kue lebaran. Dalam menjalankan tradisi ini, masyarakat biasanya membutuhkan minyak goreng, margarin, tepung terigu, makanan kemasan, minuman kemasan, dan sebagainya.
Akan tetapi, di tahun ini, ada sejumlah sentimen negatif yang membayangi sektor barang konsumsi. Mulai dari rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dari 10% mulai April 2022, lalu kenaikan harga komoditas yang dapat meningkatkan ongkos produksi, serta daya beli masyarakat yang belum benar-benar pulih.
Baca Juga: Indo Premier Sekuritas Optimistis Saham GOTO Bakal Diburu Investor, Ini Alasannya
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia mengatakan, sentimen-sentimen tersebut dapat memberikan dampak bagi emiten, seperti tingginya harga komoditas yang bisa menaikkan biaya bahan baku. Ditambah lagi, daya beli konsumen Indonesia saat ini memang masih rendah sehingga emiten perlu sangat berhati-hati apabila ingin menaikkan harga jual produknya.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor pendukung yang bisa menjadi pendorong konsumsi masyarakat.
Pertama, di bulan Ramadan, masyarakat biasanya mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang bisa meningkatkan konsumsi lebih banyak dari bulan-bulan biasanya.
Kedua, melandainya kasus Covid-19 dan level PPKM yang dilonggarkan menjadi harapan baik bahwa mobilitas masyarakat akan meningkat. Pada akhirnya, peningkatan mobilitas bakal turut menaikkan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Rekomendasi MNC Sekuritas untuk Saham ADMR, BBNI, ELSA, dan AALI