Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) berencana melakukan penggabungan usaha alias merger dengan PT Jhonlin Agro Lestari.
Corporate Secretary JARR Irena Cyntia mengatakan, salah satu tujuan merger tersebut adalah untuk menciptakan entitas usaha yang lebih kuat dengan efisiensi biaya.
“Sehingga, dapat mencapai sinergi dan efisiensi operasional yang lebih baik,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (22/11).
Menurut Irene, dampak dari penggabungan usaha akan menciptakan skala perusahaan yang lebih besar dan lebih terintegrasi.
“Hal ini akan menciptakan perusahaan dengan kapasitas produksi dan aset yang lebih kuat dan mampu bersaing, dengan profitabilitas yang lebih stabil,” paparnya.
Baca Juga: Bidik Pendapatan Rp 5,1 Triliun pada 2023, Ini Strategi Jhonlin Agro Raya (JARR)
Irene mengatakan, pihaknya akan tetap berusaha meningkatkan kinerja Perseroan dengan beberapa strategi. Pertama, JARR akan meningkatkan efisiensi biaya dalam proses pembuatan biodiesel sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan crude palm oil (CPO) dalam produksi biodiesel akibat kebijakan Pemerintah tentang penggunaan biodiesel B35 (35% campuran minyak kelapa sawit dalam solar).
Kedua, menambah lini bisnis baru dengan melakukan related diversification ke industri pembuatan minyak goreng. Ketiga, meningkatkan produktivitas perkebunan secara keseluruhan.
Keempat, mengembangkan kegiatan usaha sebagai perkebunan kelapa sawit dan pengolahan minyak kelapa sawit yang terpadu dan terintegrasi, sesuai dengan program pemerintah terkait pengembangan industri hilir sawit untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah, terutama masyarakat di sekitar lokasi JARR dan Indonesia.
Baca Juga: Jhonlin Agro Raya (JARR) Bukukan Penjualan Rp 1,05 Triliun pada Kuartal I 2023
Kelima, melakukan efisiensi dalam seluruh proses bisnis JARR untuk memastikan pertumbuhan laba bersih JARR. Keenam, menerapkan praktik pertanian yang baik (good agriculture practice) secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
“Ketujuh, menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam proses bisnis JARR. Terakhir, membangun hubungan mitra bisnis yang saling menguntungkan dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat,” ungkapnya.
Melansir keterbukaan informasi, Rabu (22/11), rencana penggabungan usaha antara JARR dan Jhonlin Agro Lestari dilatarbelakangi oleh rencana JARR untuk meningkatkan hasil produksi biodiesel. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan biodiesel dalam negeri yang ditetapkan oleh pemerintah yang kian meningkat.
Selain itu, JARR berencana untuk mengalihkan pembelian minyak kelapa sawit dengan memproduksi sendiri minyak kelapa sawit setelah rampungnya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) JARR yang ditargetkan selesai pada kuartal IV.
Baca Juga: Investor Anyar Borong 300 Juta Saham Emiten CPO Milik Haji Isam (PGUN)
Sehingga, JARR memerlukan kepastian suplai Tandan Buah Segar (TBS) agar PKS dapat segera beroperasi setelah pembangunan selesai. Oleh karena itu, JARR berencana untuk melakukan penggabungan usaha dengan Jhonlin Agro Lestari.
“Penggabungan antara JARR dan Jhonlin Agro Lestariakan memiliki manfaat-manfaat strategis, operasional dan keuangan serta akan memberikan kesempatan untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua perusahaan, para masing-masing pemegang saham, serta seluruh pemangku kepentingan lain yang terlibat,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi.
Rancangan penggabungan usaha telah disetujui oleh dewan komisaris dari masing-masing perusahaan. Aksi korporasi tersebut pun telah memperoleh pernyataan efektif dari otoritas jasa keuangan (OJK).
Baca Juga: IPO Rampung, Simak Sederet Rencana Jhonlin Agro Raya (JARR) Ke Depan
JARR dan Jhonlin Agro Lestari baru akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Jumat (24/11) untuk meminta persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini.
Menurut prospektus merger, pemegang saham JARR yang tidak menyetujui penggabungan dan ingin menjual sahamnya bisa menjual saham kepada PT Eshan Agro Sentosa sebagai pembeli siaga yang juga merupakan pemegang saham pengendali JARR.
Setiap pemegang saham JARR yang tidak setuju akan diberi kesempatan untuk menjual saham-sahamnya kepada JARR melalui pembeli siaga dengan harga pembelian kembali sesuai dengan nilai pasar saham JARR, yaitu sebesar Rp 255 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News