kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jaga obligasi tetap menarik, BI tak perlu pangkas suku bunga


Senin, 09 Maret 2020 / 18:31 WIB
Jaga obligasi tetap menarik, BI tak perlu pangkas suku bunga
ILUSTRASI. Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 33,45 poin atau 0,54% ke 6.196,89. ANTARA FOTO/Muhammad Adim


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

Sejalan dengan masuknya dana asing, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diyakini bakal kembali menguat. Itu diikuti Balance of Payment yang akan surplus sebab portfolio investment mulai masuk dan likuiditas di dalam negeri akan lebih baik lagi sehingga suku bunga akan turun secara natural.

"Tapi kalau suku bunga dipangkas, ketidakpastian akan meningkat, nilai tukar melemah sebab risiko meningkat akibat kondisi global. Sehingga pemotongan suku bunga malah akan backfire mengingat indonesia merupakan negara dengan current account deficit," paparnya.

Anil juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal melemah selama satu semester, tapi akan kembali pulih setelah virus Corona mereda dan diharapkan terjadi di musim panas atau saat vaksin ditemukan.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Semester I-2020 bakal di bawah 5%, sejalan dengan pelemahan ekonomi di negara lain.

Namun, Anil menekankan menjaga stabilitas nilai tukar dan likuiditas dalam negeri saat ini adalah prioritas, dengan harapan bisa mengundang portfolio investment atau dana asing kembali.

Baca Juga: Analis: Sentimen positif dari global belum mampu mengerek IHSG pekan depan

Sementara itu, dia merekomendasikan investor untuk terus berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap, khususnya yang memiliki mayoritas berinvestasi di obligasi pemerintah dengan durasi panjang. "Investor perlu tetap tenang dan tetap rasional," tegasnya.

Anil juga mengingatkan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun saat ini berada di kisaran 6,75%, artinya dalam 5 tahun investor lokal maupun asing bisa mendapatkan return hampir 34%.

Perhitungan tersebut memungkinkan terjadi apabila imbal hasil dan mata uang stabil. Jika dibandingkan dengan investasi di US treasury 10 tahun yang memberikan imbal hasil hanya 0,8% atau return 4% dalam 5 tahun maka terdapat selisih return 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×