Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) masuk menjadi konstituen indeks dari sektor infrastruktur telekomunikasi berdasarkan hasil evaluasi mayor indeks LQ45 pada Januari 2024.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan saham MTEL masuk indeks LQ45 pada Kamis (25/1). Saham MTEL akan efektif menjadi penghuni LQ45 mulai 1 Februari 2024. Analis menilai inklusi ke indeks LQ45 dipandang akan menjadi katalis positif terhadap pergerakan MTEL.
Edo Ardiansyah analis Phillip Sekuritas menilai dampak dari inklusi saham MTEL ke LQ45 akan menyebabkan eksposur ke investor terutama fund manager yang lebih luas.
“Banyak fund manager lokal terutama big fund menjadikan indeks LQ45 sebagai benchmark atau tolok ukur kinerja investasi mereka. Big fund cukup selektif dalam berinvestasi sehingga inklusi MTEL dapat mendiversifikasi komposisi pemegang saham perusahaan terutama di kalangan fund manager” kata dia, Jumat (26/1).
Baca Juga: MBMA, MTEL, PGEO, PTMP Resmi Masuk Indeks LQ45 Per Februari 2024
Menurutnya, inklusi tersebut menjadi katalis positif untuk saham MTEL dikarenakan adanya rebalancing portofolio yang menyebabkan inflow dana masuk ke saham MTEL.
Mengacu pada IDX Index Fact Sheet, kata dia, ada 6 produk reksadana yang secara langsung menjadikan LQ45 sebagai benchmark dengan total dana kelolaan total mencapai hampir Rp 1,1 triliun.
Oleh karena itu, Edo melihat akan ada inflow tambahan ke saham MTEL dalam jangka pendek saat terjadi rebalancing. "Ini baru RD konvensional, belum yang ETF dan KPD serta investor ritel yang menggunakan LQ45 sebagai tolok ukur juga,” tambah Edo.
Edo menilai fundamental saham MTEL semakin solid. Dia berharap perbaikan kinerja keuangan MTEL dari sisi pertumbuhan pendapatan, marjin EBITDA, neraca yang kuat serta likuiditas keuangan yang solid membuat saham MTEL semakin diminati.
Baca Juga: Punya Arus Kas yang Solid, MTEL Masih Tetap Lanjutkan Ekspansi di Tahun 2024
Sementara itu, Aqil Triyadi analis Panin Sekuritas menjelaskan inklusi saham MTEL ke indeks LQ45 dikarenakan berbagai kriteria sudah terpenuhi. “MTEL sebelumnya sudah jadi konstituen indeks IDX80 yang menjadi universe untuk seleksi saham yang masuk LQ45 sebagai prasyarat awal. Kriteria selanjutnya adalah likuiditas perdagangan saham dan aspek fundamental seperti kinerja keuangan dan kepatuhan dan semuanya sudah terpenuhi untuk MTEL” kata dia.
Dia melihat likuiditas transaksi MTEL terus membaik saat evaluasi mayor dilakukan. Tren perbaikan volume transaksi saham anak usaha Telkom ini sudah terjadi sejak kuartal I tahun lalu.
Rata-rata volume transaksi di kuartal terakhir 2023 mencapai 47,2 juta, meningkat 6% secara kuartalan. Adapuan di kuartal pertama tahun lalu hanya 20 juta. Arinya, kenaikannya sudah dua kali lipat.
Secara fundamental Aqil juga menilai MTEL merupakan emiten dari sektor menara dan fiber optic dengan kinerja keuangan paling baik dibuktikan dengan laba bersih yang tumbuh 16,6% tahunan hingga akhir September 2023 dan mengungguli pesaingnya.
Seperti diketahui, BEI mengumumkan hasil evaluasi mayor terhadap konstituen indeks LQ45 kemarin . Dalam rebalancing ini, ada empat saham baru yang masuk ke indeks paling likuid di BEI. Selain MTEL, ada juga saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) yang resmi masuk ke indeks LQ45.
Adapun MTEL memiliki bobot 0,48% terhadap indeks LQ45. Sedangkan MBMA memiliki bobot 1,13%, PGEO 0,29% dan PTMP 0,01%. Keempat saham ini menggusur posisi PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News