kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi jawara indeks sektoral sepekan, begini rekomendasi saham perkebunan


Rabu, 06 November 2019 / 22:03 WIB
Jadi jawara indeks sektoral sepekan, begini rekomendasi saham perkebunan
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk diangkut ke pabrik CPO Subulussalam di Desa Blang Dalam Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, Jumat (16/8/2019). Harga TBS sawit ditingkat petani masih rendah Rp600 per kilogram diban


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor agrikultur tengah mencatatkan kenaikan tertinggi dibanding indeks sektor lainnya. Dalam sepekan ke belakang hingga Rabu (6/11), indeks sektor ini naik 2,17% ke level 1,409,33. Meskipun begitu, secara year to date (ytd), indeks saham sektor agrikultur masih turun 9,91% .

Analis RHB Sekuritas Indonesia Andre Benas mengatakan, kenaikan indeks saham agrikultur dipacu oleh sikap investor yang melihat adanya tanda-tanda perbaikan kinerja produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) seiring dengan membaiknya harga CPO.

Baca Juga: Harga CPO tembus rekor baru, begini komentar analis

Sebulan ke belakang ini, harga rata-rata CPO sudah berada di RM 2.100 per metrik ton. Angka ini naik dibanding harga pada awal tahun hingga Juni 2019 yang berada di bawah RM 2.000 per metrik ton. Bahkan, Andre memprediksi, harga rata-rata CPO pada 2020 akan mencapai RM 2.400 per metrik ton.   

Perbaikan harga CPO ini didorong oleh beberapa hal. Pertama, suplai CPO pada 2020 diprediksi tidak akan setinggi tahun ini. "Kalaupun suplai naik, kemungkinan naiknya tipis atau bisa juga suplainya berkurang karena kekeringan yang terjadi pada 2019 dan perkebunan yang kurang diberi pupuk, sebab harga CPO dua tahun terakhir tertekan," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/11). 

Kedua, kebijakan campuran biodiesel 30% pada BBM (B30) yang akan mulai diterapkan tahun depan oleh pemerintah dinilai akan meningkatkan permintaan CPO dari dalam negeri. Ia memprediksi, permintaan biodiesel sepanjang tahun 2020 bisa mencapai 10 juta ton, naik dari tahun ini yang sebesar 3 juta ton-4 juta ton. 

Baca Juga: Industri tekstil dan pakaian tumbuh Tinggi di kuartal-III tahun ini

Kinerja produsen CPO ia proyeksi akan membaik pada sisa tahun ini dan berlanjut pada 2020. Memang, dalam laporan keuangan per September 2019, perbaikan kinerja tersebut belum terlalu terlihat. "Pasalnya, harga CPO baru naik di bulan September. Kinerjanya belum kelihatan tapi marginnya membaik," ucap dia. 

Ia menyarankan investor untuk mulai buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga masing-masing Rp 16.160 per saham dan Rp 1.450 per saham. Dua perusahaan ini dipilih karena berfokus  pada bisnis hulu CPO. Dengan begitu, AALI dan LSIP dapat lebih cepat memperoleh untung dari adanya kenaikan harga CPO. 

Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Jessica Sukimaja menambahkan, kenaikan indeks agrikultur ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah harga CPO yang mengalami peningkatan signifikan yang dipicu dari melemahnya ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia

Selain itu, kenaikan harga kedelai juga mendorong meningkatnya permintaan CPO karena komoditas ini dikenal sebagai subsitusi kedelai. Jessica menyarankan investor untuk buy saham LSIP dengan target harga Rp 1.400 per saham karena menurut dia, LSIP memiliki laporan keuangan yang sehat.

Sebagai informasi, penjualan LSIP turun 11,09% year on year (yoy) menjadi Rp 2,56 triliun per September 2019. Adapun laba bersih juga turun hingga 84,76% yoy menjadi Rp 52,53 miliar, dari sebelumnya Rp 344,69 miliar.

Baca Juga: BPS: Optimisme pengusaha menurun pada kuartal III-2019

Selanjutnya, laba bersih AALI anjlok 90,11% secara tahunan menjadi Rp 111,18 miliar per kuartal III-2019. Pada periode sama tahun sebelumnya, AALI masih membukukan laba bersih sebesar Rp 1,12 triliun. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan total AALI yang turun 9,99% yoy menjadi Rp 12,39 triliun, dari sebelumnya Rp 13,76 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×