Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Peran mata uang Jepang sebagai aset lindung nilai kembali dilirik investor. Di tengah ketidakpastian pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pamor yen justru semakin melejit. Yen menunjukkan penguatan dihadapan poundsterling.
Mengutip Bloomberg pada penutupan perdagangan Jumat (21/7) pasangan mata uang GBP/JPY melemah 0,50% ke level 144,443 dibanding hari sebelumnya. Padahal pada sesi Asia pound sempat unggul tipis sekitar 0,06% ke level 145,265.
Saat ini Greenback cukup banyak mendapatkan sentimen negatif. Belum pulihnya kepercayaan publik pacsa bernada dovish dari ketua The Fed Janet Yellen mengenai rencana kenaikan suku bunga, kini pasar kembali dihadapkan pada kekhawatiran jalannya pemerintahan Trump.
Selain harus menghadapi kegagalan pengajuan revisi UU Kesehatan, kini politikus partai republik itu juga harus menanti hasil penyelidikan kasus keterlibatan Rusia dalam pilpres AS beberapa waktu lalu.
Tak hanya diuntungkan dari pamornya sebagai safe haven, Anthonius Edyson analis PT Astronacci International juga melihat Yen cukup disokong kondisi ekonomi yang membaik. Indeks Tankan di bulan Juni tercatat menguat dari level 17 ke level 12.
"Ini membawa sentimen positif untuk periode Minggu ketiga bulan Juli," terangnya.
Sementara Inggris sendiri masih tetap terpuruk dengan kondisi ekonominya yang kurang menggembirakan. Menurutnya kondisi ini akan berlanjut hingga perdagangan Senin (24/7). Pound dipredikasi masih mengalami pelemahan di hadapan Yen.
Berdasarkan price action analysis, pasangan GBP/JPY terlihat membentuk pola harmonic crab. Idealnya dengan pola tersebut pasangan kedua mata uang itu masih berpeluang untuk melanjutkan pelemahanya.
Rekomendasi : Sell
Support: 144.03 - 144.65
Resistance: 144,25 - 1466.54
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
