Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Menurut Destiawan, gearing ratio Waskita Karya sudah mendekati maksimum. Pada tahun 2019, gearing ratio WSKT mencapai 2,34 kali, sementara perjanjian gearing ratio maksimal adalah 3,00 kali.
"Hal ini harus segera diturunkan supaya proses bisnis dan neraca Waskita Karya menjadi baik. Pasalnya, utang berbunga yang sangat tinggi dengan bunga komersial akan sangat membebani kondisi keuangan Waskita," ucap Destiawan.
Mengingat pula, proyek infrastruktur seperti jalan tol akan mengalami defisit arus kas pada periode awal masa operasional. Pada masa ini, BUMN harus memenuhi kebutuhan kas akibat defisit tersebut. Alhasil, beban keuangan yang tidak dapat dikapitalisasi akan semakin membebani kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, Waskita Karya akan memanfaatkan kehadiran SWF ini untuk melakukan divestasi pada sebelas tol melalui skema brownfield. Artinya, SWF akan mengambil alih proyek yang sudah beroperasi dengan skema jual beli aset. "Wakita memiliki 16 ruas tol dan sebelas ruas sudah siap didivestasi. Inilah yang kami sedang jalani dan kami akan tawarkan di SWF," tutur Destiawan.
Baca Juga: Menko Airlangga sebut SWF jadi salah satu solusi mendorong ekonomi di tahun 2021
Dari sebelas tol, sebanyak empat tol telah beroperasi penuh, lalu lima tol beroperasi sebagian, dan dua tol dalam tahap konstruksi. Destiawan memperkirakan, potensi total nilai pelepasan sebelas tol Waskita Karya dapat mencapai Rp 31 triliun dan bisa terealisasi pada 2021.
Dengan begitu, divestasi ini bisa mengurangi beban keuangan Waskita Karya sehingga neraca keuangan perusahaan dapat kembali baik. Hasil divestasi juga dapat digunakan untuk bisa investasi lagi sehingga dananya bisa terus berputar.
Tak jauh berbeda, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Mahendra Wijaya menilai, SWF dapat menjadi alternatif sumber pendanaan baru bagi pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. "Dengan begitu, pendanaan infrastruktur tidak lagi hanya mengandalkan APBN, budget BUMN maupun swasta," kata Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/12).
WIKA juga meyakini skema SWF dapat membantu rasio keuangan perusahaan untuk semakin baik, sebab proyek-proyek dengan skema Turnkey alias Contractors Pre Financing (CPF) bisa memperoleh pendanaan SWF. Sayangnya, Waskita masih melakukan finalisasi terkait target-target proyek di 2021 sehingga belum memasukkan potensi proyek yang dapat ditawarkan melalui skema pendanaan SWF.
Baca Juga: Mencari peluang cuan dari pembentukan SWF
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News