Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berniat mendiversifikasi bisnis ke midstream (menengah) dan downstream (hilir). Dengan diversifikasi, kinerja ITMG berpotensi menanjak.
Di bisnis midstream, ITMG akan mengembangkan perusahaan logistik perdagangan dan pemasaran batubara. Sedangkan di bisnis hilir, emiten produsen batubara ini berencana membangun pembangkit listrik tenaga panas.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan menilai, dengan mengoperasikan perusahaan perdagangan batubara, ITMG akan mendapatkan keuntungan. Selain mendapatkan akses informasi global, "Mendirikan perusahaan perdagangan tidak memerlukan investasi besar seperti pertambangan," ujar Andy dalam riset pada akhir Mei lalu.
Sedangkan di proyek pembangkit listrik tenaga panas, Andy pesimistis lini bisnis ini menghasilkan pendapatan signifikan. Sebab, proyek pembangkit ini bukan merupakan bagian dari proyek 35.000 megawatt (MW) milik pemerintah. Bahkan, seluruh area konsesi pertambangan batubara ITMG berada di Kalimantan, yang memiliki lokasi lebih kecil dibandingkan area pertambangan di Jawa.
Analis Minna Padi Investama Christian Saortua bilang, jika diversifikasi terlaksana, akan positif bagi ITMG dalam jangka panjang. "Ini akan mengurangi ketergantungan terhadap penjualan batubara ke pihak ketiga," ujar Christian kepada KONTAN, kemarin.
Christian juga melihat, ada tantangan bagi ITMG, yaitu dari sisi pendanaan. Sebab, investasi pembangkit listrik membutuhkan dana cukup besar. Namun, dengan melihat debt equity ratio (DER) yang cukup rendah, yakni di bawah 0,5 kali di kuartal I-2017, maka memungkinkan bagi ITMG untuk mendapatkan suntikan pinjaman.
Pada kuartal I-2017, pendapatan ITMG tumbuh 11% year-on-year (yoy) menjadi sebesar US$ 368 juta dan laba bersihnya naik 148% (yoy) menjadi US$ 57 juta. Pencapaian ini didukung harga jual rata-rata senilai US$ 67,5 per ton, atau tumbuh 41,5% (yoy).
Meski demikian, produksi batubara ITMG di kuartal I-2017 turun 18,2% dibanding kuartal sebelumnya menjadi 5,4 juta ton. Ini lantaran curah yang lebih tinggi. Tapi dengan membaiknya cuaca, ITMG optimistis volume produksi di kuartal II-2017 meningkat menjadi 5,8 juta ton.
Analis NH Korindo Sekuritas Raphon Prima memprediksi di sepanjang tahun ini ITMG mencetak pertumbuhan penjualan 33%. "Ini didukung tercapainya kontrak penjualan 77% dari target 27 juta ton," ujar dia.
Tahun ini ITMG menargetkan produksi batubara sebesar 25,9 juta ton, lebih banyak 300.000 ton dibandingkan produksi tahun lalu 25,6 juta ton. Peningkatan ini didorong alokasi belanja modal US$ 60,3 juta, yang akan digunakan untuk membangun infrastruktur pertambangan.
Dengan proyeksi harga batubara yang cenderung stabil, Raphon menyebutkan, hal itu akan mendongkrak kinerja ITMG. Emiten ini juga mulai konsisten mempertahankan margin tinggi. Selama dua kuartal terakhir, yaitu kuartal IV-2016 hingga kuartal I-2017, margin ITMG di atas 30%, atau lebih tinggi daripada tren sebelumnya di level 20%.
Christian memprediksi pendapatan ITMG pada tahun ini tumbuh konservatif sekitar 5% (yoy). Adapun laba bersihnya berpotensi meningkat sekitar 32% (yoy), yang ditopang margin lebih baik dari penjualan batubara.
Saat ini, ITMG diperdagangkan di price to book value (PBV) 1,75 kali dan price to earning ratio (PER) 6,63 kali. Harga saham ITMG kemarin berada di Rp 17.650 per saham.
Ketiga analis merekomendasikan buy saham ITMG. Andy pasang target harga Rp 22.100, Raphon Rp 22.525 dan Christian menargetkan Rp 21.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News