Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) akan memecah nilai nominal saham alias stock split. Dalam informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ITMA akan memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:20. Artinya jika nilai nominal saham ITMA saat ini adalah Rp 1.000 per saham akan berubah menjadi Rp 50 per saham.
Rencana stock split itu dilakukan untuk menambah saham beredar. ITMA memang harus segera memenuhi standar BEI yang mewajibkan jumlah free float minimal 7,5%. BEI juga mewajibkan pemilik saham publik minimal 300 pihak.
Adapun jumlah saham publik ITMA sekarang ini hanya 1,83 juta atau 5,39% dari total kepemilikan saham. Saat ini 32,16 juta unit atau 94,61% saham ITMA dipegang oleh Trust Energy Resources Pte Ltd.
Saham ITMA sendiri masih disuspensi BEI sejak tahun lalu. Suspensi itu dilakukan BEI karena pergerakan saham ITMA yang melambung tinggi tak wajar. Harga terakhir perdagangan ITMA Rp 13.900 per saham. Artinya setelah stock split, saham ITMA akan diperdagangkan di kisaran Rp 695 per saham.
Kepala Riset Woori Koorindo Indonesia Reza Priyambada mengatakan, minimnya likuiditas ITMA membuat aksi korporasi ini belum tentu direspon positif oleh investor. "Dari awal perdagangannya sudah tidak aktif, apalagi disuspensi, walaupun stock split masih kurang menarik," ujarnya.
Reza juga bilang, dari sektornya, saham ITMA masih belum diminati. Harapannya, likuiditas saham ITMA bisa meningkat sehingga saham ini dapat lebih aktif ditransaksikan setelah stock split.
Saat ini, ITMA masih berfokus untuk melakukan diversifikasi bisnis di bidang kelistrikan. Perseroan masih mengevaluasi kesempatan di bisnis tersebut.
ITMA juga masih menunggu proses restrukturisasi internal PT Mitratama Perkasa yang akan segera didivestasi kepada Long Haul. Vincent bilang proses itu rencananya akan diselesaikan pada Maret mendatang.
Informasi saja, ITMA membeli 30% saham Mitratama diharga US$ 1 pada 2012. Lalu, perseroan menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk menjual saham Mitratama kepada Long Haul senilai US$ 116 juta.
Sejatinya, transaksi ini dijadwalkan selesai pada 30 Juni 2014 lalu, namun karena ada restrukturisasi di Mitratama, proses divestasi terus ditunda sampai tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News