Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
LONDON. Yen keok melawan euro untuk hari yang kedua. Mata uang Jepang ini melemah karena spekulasi Bank of Japan (BOJ) akan menambah jumlah stimulus pada pekan ini, guna menyokong pertumbuhan ekonomi.
Tercatat, yen melemah 0,4% ke posisi 101,36 per euro pada pukul 8.45 waktu London. Pergerakan tersebut melanjutkan depresiasi sebesar 0,3% yang terjadi pada 18 Mei lalu. Tak hanya terhadap euro, yen juga keok berhadapan dengan dollar AS untuk pertama kalinya. Yen melemah 0,3% menjadi 79,32 per dollar AS.
Otot yen mengendur sebelum laporan neraca perdagangan dirilis pada pekan ini. Para ekonom memprediksi, Jepang akan mengalami defisit perdagangan 470,8 miliar yen pada April. Jika data tersebut sesuai ekspektasi, itu artinya defisit sudah berlangsung selama dua bulan berturut-turut.
Selain spekulasi data yang negatif, isu stimulus kian mencuat karena pejabat BOJ akan mengadakan pertemuan dua hari, mulai besok. Bank sentral telah memperpanjang program pembelian aset pada bulan Februari dan April.
Lee Hardman, ahli strategi mata uang di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. menilai, investor berekspektasi ada pelonggaran moneter lebih lanjut dari BOJ di pekan ini. Itu sebabnya yen tertekan.
"Kami pikir, masih terlalu dini untuk mengharapkan BOJ melakukan itu. Jika, mereka mempertahankan kebijakan atau tidak menambah stimulus, maka yen akan kembali menguat. Perkembangan di Eropa akan menjadi faktor penggerak utama bagi yen dalam beberapa pekan mendatang," ujar Hardman.
Namun, Takuya Kawabata, analis di Gaitame.com Research Institute Ltd. menilai, jika yen terus menguat, akan ada lebih banyak tekanan pada BOJ untuk bertindak. "Mungkin ada intervensi verbal untuk melemahkan yen," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News