Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang yen kian menunjukkan kekuatannya di hadapan euro. Memanasnya isu politik di Amerika Serikat (AS), membuat pasar masih memilih menghindari risiko dan memilih beralih ke yen. Sementara, euro tertekan sentimen kebijakan moneter bank sentralnya yang stagnan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/3), pasangan mata uang EUR/JPY merosot 0,44% ke level 130,28.
Faisyal, analis Monex Investindo menilai, secara tren mata uang euro memang tengah menurun. Sebab, ekspektasi pasar terhadap adanya kemungkinan pengetatan moneter di Eropa semakin surut. Pekan lalu, Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi masih mengulang pernyataan bahwa bank sentral belum akan mengubah arah kebijakannya dalam waktu dekat.
Artinya, hingga tahun depan ECB hampir dapat dipastikan tidak akan mengerek suku bunga acuannya. "Bank sentral masih mengkhawatirkan tingkat inflasi yang terbilang rendah," ujar Faisyal (16/3).
Asal tahu saja, tingkat inflasi Zona Euro pada Februari lalu mencapai level terendah sejak Desember 2016 yaitu di angka 1,1%. Target tingkat inflasi ECB untuk menaikkan suku bunga adalah 2%.
Sementara, mata uang yen terus menguat di tengah sentimen negatif yang menyelimuti pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Belum usai persoalan perang dagang global, Trump kembali membuat kontroversi dengan memecat Menlu AS Rex Tillerson dan berikutnya aka mencopot H.R. McMaster dari posisi Penasihat Keamanan Nasional AS.
Faisyal melihat, pemecatan McMaster ini menimbulkan sentimen negatif terhadap geoplotik AS. Pasalnya, Trump diduga akan membuat kebijakan yang lebih agresif untuk Timur Tengah dengan penasihat terbarunya nanti. "Ini kembali menimbulkan ketidakpastian geopolitik, sehingga pelaku pasar akan mengantisipasi risiko dengan beralih ke yen," ujar Faisyal.
Menurut Faisyal, euro masih akan cenderung melemah terhadap yen sepanjang pekan ini. Secara teknikal, ia menjelaskan saat ini harga EUR/JPY masih berada di bawah garis MA 50, MA 100, dan MA 200.
Begitu pun dengan indikator stochastic yang turun ke level 23,29 dan RSI turun ke level 32,38. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga berada di teritori negatif pada level 0,639 yang menjadi indikasi bearish untuk euro.
Faisyal merekomendasikan jual EUR/JPY dengan proyeksi rentang support di level 129,85-129,35 dan resistance 130,80-131,50.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News