Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak diduga berbalik arah di menit-menit akhir perdagangan, Jumat (10/2). Mengacu data RTI, indeks ditutup longsor 0,01% atau 0,408 poin ke level 5.371,669 pukul 16.14 WIB.
Tercatat 190 saham bergerak naik, 142 saham bergerak turun, dan 97 saham stagnan. Volume perdagangan akhir pekan 23,26 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,28 triliun.
Tiga dari 10 indeks sektoral mampu menyeret IHSG ke zona merah. Sektor keuangan paling dalam penurunannya 1,14%. Sementara, sektor agrikultur paling tinggi penguatannya 1,46%.
Aksi jual investor asing turut membebani pergerakan IHSG. Menutup pekan ini, net sell asing sebesar Rp 430,063 miliar.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun 5,48% ke Rp 15.100, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 4,00% ke Rp 15.000, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 1,96% ke Rp 750.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 12,60% ke Rp 286, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 6,06% ke Rp 1.400, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 3,40% ke Rp 2.740.
Sebelumnya, pukul 15.49 WIB, IHSG sempat naik 0,37% dan nangkring pada level 5.391. Namun, IHSG mendadak terpeleset dan jatuh ke zona merah.
Asal tahu saja, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji waktu penghitungan IHSG menjadi pukul 15.50 WIB dari sebelumnya 16.00 WIB. Tujuannya supaya aktivitas pelaku pasar lebih transparan.
"Pada sesi pra-penutupan, masing-masing investor sudah tidak bisa lagi melihat transaksi permintaan dan penawaran, artinya perdagangannya tertutup tetapi masih bisa mempengaruhi indeks BEI. Nah, kita mau buat lebih transparan sehingga investor tahu naik-turunnya IHSG karena saham apa dan brokernya (perusahaan sekuritas)," paparnya Direktur Utama BEI Tito Sulistio.
Direktur Perdagangan dan Anggota BEI Alpino Kianjaya mengatakan rencana itu untuk merespons aktivitas pelaku pasar yang cenderung memasang harga saham di level rendah pada sesi pra-penutupan sehingga memengaruhi laju IHSG.
Menurut dia, praktik transaksi pada sesi itu banyak yang terjadi dengan tidak transparan, terutama pada saham-saham yang berkapitalisasi besar sehingga memengaruhi IHSG.
Di sisi lain, tutup pekan ini pasar saham global justru tengah berseri karena jani manis Donald Trump soal pajak. MSCI All-Country World Index ke level tertinggi sejak Juni 2015, setelah pasar AS catatkan kenaikan.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,2% pukul 8.10 pagi waktu London. Naik untuk hari keempat berturut-turut dan menuju level penutupan tertinggi dalam setahun.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,9 %, ke level tertinggi sejak Juli 2015. Indeks Topix Jepang naik 2,2 %, terbesar sejak 4 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News