Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mengikis harga komoditas berbasis dollar, termasuk platinum.
International Monetary Fund (IMF) serta Bank Dunia mengatakan, konflik dagang kedua negara ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara global. Terbukti terjadi pelemahan pada komoditas platinum pada penutupan kuartal III.
Mengutip dari Bloomberg, harga platinum kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) per akhir September ditutup pada level US$ 822,40 per metrik ton atau menurun sebesar 4,65%.
Menurut Direktur Garuda Berjangka Ibrahim terkoreksinya platinum kali ini dipengaruhi oleh kuatnya isu politik Italia yang berencana menggunakan mata uang sendiri seperti Inggris. Di tengah defisit yang sedang terjadi, pasar khawatir hal ini berdampak buruk pada perekonomian Eropa.
Sehingga secara tidak langsung menguatkan indeks dollar. Berdasarkan data Bloomberg, indeks dollar AS menguat ke level 95.61 pada Rabu (3/10) pukul 18.23 WIB.
"Di sisi lain, bank sentral yang telah mengeluarkan testimoni mengenai kemungkinan akan menaikkan suku bunga kembali di kuartal keempat, di tahun selanjutnya 3 kali, dan selanjutnya 1 kali," ujarnya. Baginya komoditas seperti platinum masih berpotensi untuk terkoreksi, mengingat sentimen yang tidak menentu.
Namun di akhir tahun, Ia memprediksi komoditas ini bisa bergerak menguat. "Perang dagang berpotensi berakhir dengan solusi yang berimbang, serta masalah Italia hanyalah musiman saja," ujarnya. Ia memproyeksikan harga platinum dalam rentang US$ 827-US$ 920 per metrik ton hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News