kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ISAT cetak kenaikan laba 29%


Selasa, 06 Maret 2012 / 07:39 WIB
ISAT cetak kenaikan laba 29%
ILUSTRASI. Ini yang harus dilakukan jika sakit kepala setelah vaksin Covid-19 REUTERS/Navesh Chitrakar


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Emiten telekomunikasi nyatanya masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja di 2011, meski persaingan bisnis di sektor ini sengit. Ambil contoh PT Indosat Tbk (ISAT) yang kemarin, mengumumkan kinerja keuangan 2011.

Emiten halo-halo ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 29% menjadi Rp 835 miliar. Pada tahun 2010, laba bersih ISAT sebesar Rp 647,17 miliar.

Harry Sasongko, Direktur Utama ISAT dalam pernyataan resminya bilang, kontributor terbesar kenaikan laba bersih adalah turunnya beban pendanaan perseroan menjadi Rp 1,1 triliun di tahun lalu. Sedang, pada 2010 beban pendanaan ISAT masih sebesar Rp 2,1 triliun.

Biaya pendanaan merosot setelah emiten itu melunasi sejumlah utang yang jatuh tempo tahun lalu, yang nilainya Rp 1,73 triliun dan US$ 299 juta. Adapun utang-utang tersebut antara lain obligasi Indosat IV sebesar Rp 815 miliar dan obligasi syariah ijarah I senilai Rp 285 miliar.

Pinjaman lain yang sudah dilunasi adalah utang sindikasi sebesar US$ 220,5 juta, cicilan pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar US$ 45 juta, HSBC Coface dan Sinosure sebesar US$ 20,1 juta, serta pinjaman komersial dari HSBC sebesar US$ 2,7 juta.

Ditopang seluler

Perseroan juga telah membayar pinjaman kredit ekspor FEC sebesar US$3,8 juta, pinjaman BCA dan Mandiri sebesar Rp 600 miliar dan fasilitas Kredit Niaga senilai Rp34,9 miliar. Dengan demikian, total utang ISAT mengalami penurunan sebesar 2,7% menjadi Rp 23,40 triliun.

"Terlepas dari terpaan krisis sepanjang tahun 2011, kami tetap berupaya dalam meraih pertumbuhan pendapatan yang berkesinambungan," ujar Harry.

Sementara itu, ISAT membukukan pendapatan sebesar Rp 20,57 triliun. Angka ini meningkat 3,9% dari pendapatan tahun 2010 yang sebesar Rp 19,79 triliun. Kontribusi dari pendapatan seluler masih mendominasi yaitu sebesar Rp 16,75 triliun. Angka ini tumbuh 4,5% dari pendapatan seluler tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16,02 triliun.

Sedang, pendapatan dari Multimedia, Komunikasi Data, Internet (MIDI) sebesar Rp 2,47 triliun dan kontribusi dari telepon tetap sebesar Rp 1,29 triliun.

Achmad Nurcahyadi, Analis BNI Securites berpendapat, perusahaan telekomunikasi, termasuk ISAT memang tidak memiliki ruang pertumbuhan yang luas. "Andalan mereka saat ini hanya efisiensi dan diversifikasi," tutur dia. Dengan demikian, penurunan beban utang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja.

Semua operator seluler berlomba-lomba memperbesar wilayah jangkauan ke sejumlah daerah. Namun, tetap saja, kontributor terbesar adalah Pulau Jawa. Padahal di Pulau Jawa sendiri, pasar industri telekomunikasi sudah jenuh.

Sementara PT XL Axiata Tbk (EXCL) pada tahun lalu juga masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,31% menjadi Rp 18,92 triliun. Layanan percakapan masih menyokong pendapatan terbesar yaitu Rp 7,86 triliun.

Sementara, layanan pesan pendek alias short message service (SMS) menyumbang pendapatan sebesar Rp 4,08 triliun dan layanan data dan layanan nilai tambah atau value added services (VAS) sebesar Rp 3,27 triliun. Meski, akhirnya EXCL harus mengalami penurunan laba tipis sebesar 2% menjadi Rp 28,30 miliar.

Achmad merekomendasikan hold ISAT dengan target harga Rp 5.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×