kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Irak dongkrak harga minyak


Sabtu, 14 Juni 2014 / 07:33 WIB
Irak dongkrak harga minyak
ILUSTRASI. Inspirasi Nail Art Tema Imlek 2023: Angpau Merah (Dok/Jackie montt)


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) makin melambung. Alasan utama kenaikan harga minyak adalah kekerasan di Irak mengancam pasokan minyak ke negara-negara konsumen di dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat(13/6) hingga pukul 17.00 WIB, harga minyak WTI di New York Mercantile Exchange (NYMEX) pengiriman Juli 2014 sebesar 107,05 per barel naik 0,48% dari hari sebelumnya. Sejak akhir pekan lalu, harga minyak sudah naik 4,27%. Dalam transaksi harian kemarin, harga sempat menyentuh US$ 107,66 per barel, level tertinggi sejak 2008 untuk kontrak pengiriman Juli 2014.

Analis PT Harvest International Futures, Tonny Mariano menilai, konflik terjadi di kota Mosul, yang merupakan kota penghasil minyak terbesar di Irak. Hal itu memicu kekhawatiran pasar terjadinya gangguan suplai minyak mentah.

Tonny bilang, konflik di Irak ini baru berlangsung dan belum ada tanda-tanda  berakhir. Jadi, ia menduga pengaruh ke kenaikan harga minyak masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Daru Wibisono, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures, menilai, kenaikan harga kemarin mengejutkan karena sudah menyentuh US$ 107 per barel.

Menurutnya, faktor utama kenaikan harga karena konflik di Irak yang mengganggu distribusi minyak ke negara-negara konsumen di dunia. "Jika suatu negara produsen minyak bermasalah, maka negara-negara konsumen yang menjadi korban," kata Daru.

Selain itu, Energy Information Administration (EIA) merilis data stok minyak Amerika Serikat (AS) pekan lalu turun 2,6 juta barel, lebih tinggi dari prediksi analis sebesar 1,3 juta barel. Data ini ikut berkontribusi mengerek harga minyak.

Secara teknikal, Daru bilang indikator RSI di level 73% menunjukkan tren naik. Stochastic di level 80% tanda bullish. Harga bergerak di atas moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Lalu, MACD berada di area positif di atas garis 0 mengindikasikan bullish. Daru menduga, harga minyak masih melesat antara US$ 106,70 sampai US$  108,50 per barel dalam sepekan ke depan.

Sedangkan Tonny memperkirakan, harga minyak akan menguat di US$ 105-US$ 109 per barel. Hingga akhir semester I-2014, harga minyak bisa tembus US$ 112 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×