Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK), produsen dan distributor berbagai minuman beralkohol akan menggelar penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).
Calon emiten yang bakal menggunakan kode saham STRK ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,18 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 12 per saham. Ini setara 11,01% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Pada masa bookbuilding yang berlangsung pada 6 September 2023 hingga 20 September 2023, STRK memasang harga saham perdana di kisaran Rp 100 hingga Rp 119 per saham. Alhasil, STRK berpotensi mengantongi dana sebesar Rp 118 miliar hingga Rp 140,42 miliar.
Bersamaan dengan penawaran umum, STRK berencana menerbitkan 3.245.000.000 Waran Seri I secara gratis pada setiap pemegang empat saham baru. Setiap pemegang 100 saham baru STRK berhak mendapatkan 275 Waran Seri I.
Baca Juga: Laju Saham CUAN Belum Terbendung, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO ini, sebanyak 62,08% akan digunakan untuk modal kepada anak usaha, PT Lovina Industri Sukses. Dengan rincian, sekitar 18,11% digunakan untuk program research and development dalam pengembangan kategori produk baru dan untuk pengembangan sumber daya.
Sekitar 42,26% akan digunakan untuk untuk pembelian peralatan mesin canning dan tangki untuk produksi beer dan spirit. Sekitar 39,63% digunakan untuk biaya operasional atau modal kerja. Sisanya akan akan digunakan untuk modal kerja seperti biaya program marketing untuk meningkatkan brand awareness.
Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan seluruhnya oleh STRK dan anak usahanya, PT Lovina Industri Sukses. Pertama, sekitar 40% akan digunakan STRK untuk modal kerja seperti biaya program marketing untuk meningkatkan brand awareness.
Sisanya, digunakan oleh anak usaha PT Lovina Industri Sukses sebanyak 60% yang digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku untuk produksi dan packaging, biaya overtime, biaya perawatan gedung, dan biaya perawatan peralatan.
Baca Juga: ARB Balik Simetris, Saham Lapis Kedua Berpotensi Naik Kelas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News