kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

INVS targetkan dua anak usaha untuk IPO


Jumat, 22 Februari 2013 / 15:02 WIB
INVS targetkan dua anak usaha untuk IPO
ILUSTRASI. Meneropong prospek kinerja Adaro Energy (ADRO) di tengah kenaikan harga batubara


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT QDC Technologies (QDC) dan PT Goldchild Integritas Abadi (GIA), yang merupakan dua anak usaha dibawah payung PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), masuk dalam rencana perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana ini paling mungkin terealisasi pada 2014 mendatang.

"Untuk GIA sudah direncanakan sejak tahun lalu. Kali ini, kami juga ingin QDC bisa melantai di bursa," kata Direktur Keuangan INVS, Adrian Ooi kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (21/2).

Goldchild, yang dimiliki INVS sebanyak 60% saham, merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor jasa bidang perdagangan, perindustrian, pembangunan, percetakan, pertanian, perbengkelan, pengangkutan, jasa dan pertambangan. GIA memang telah berniat melaksanakan penawaran saham perdana untuk meraup dana senilai US$ 400 juta. Rencana ini diungkapkan Adrian pada tahun lalu dengan target di semester II tahun ini.

Namun Adrian melihat, rencana Goldchild tidak mungkin terealisasi tahun ini. "Karena kami ingin tingkatkan dulu asetnya. Terutama dalam tambang batubara agar bisa berproduksi terlebih dahulu," jelas Adrian.

Goldchild menguasai sepuluh kuasa pertambangan (KP) batubara di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Sebanyak lima KP telah dimiliki Goldchild sepenuhnya di akhir 2011. Kala itu, Goldchild mengakuisisi lima KP senilai US$ 150 juta dengan sumberdaya (resources) batubara 500 juta metrik ton (MT) yang memiliki kalori 5.300 kilokalori (kkal). Tapi, Adrian tak bersedia menyebutkan cadangan (reserve) batubara di lima tambang itu karena masih dalam tahap eksplorasi awal. Sebanyak lima KP batubara lainnya belum sepenuhnya milik Goldchild karena masih dalam proses finalisasi akuisisi.

"Goldchild akan fokus untuk terus menambah KP. Tahun ini diharapkan bisa mengakuisisi KP yang sudah berproduksi," tambah dia.

Sementara, QDC yang merupakan hasil akuisisi INVS pada 2011 dan merupakan perusahaan jasa konsultasi di bidang desain jaringan telekomunikasi dan jasa
kontraktor di bidang sistem telekomunikasi, tengah mengembangkan pemanfaatan pembangkit listrik mini hydro. Saat ini, QDC sudah memiliki 2 mini hydro di Sumatera dan 1 mini hydro di pulau Jawa.

Kepemilikan INVS pada QDC sendiri baru mencapai 51%. "Nah bisa jadi kami tingkatkan kepemilikannya. Lihat juga kebutuhan modalnya, setelah itu baru melantai di bursa," terang Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×