Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) diperkirakan mengalami tekanan. Guncangan ini berasal dari spekulasi pertemuan The Federal Reserve.
Zulfirman Basir, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, investor cenderung waspada menjelang pertemuan FOMC pada 28-29 Januari 2014 yang akan mendiskusikan pengurangan pemberian stimulus moneter AS lebih lanjut. Di lain pihak, gejolak pasar keuangan dan politik di negara berkembang juga turut memberikan sentimen negatif pada CPO.
"Di sisi lain, masih lemahnya nilai tukar ringgit dan rupiah dapat memberikan harapan membaiknya outlook ekspor dari kedua negara produsen palm oil terbesar di dunia tersebut," jelas Firman, Selasa (28/1).
Pada grafik harian, pergerakan harga CPO cukup mixed. Turunnya indikator relative strength index (RSI) dapat memberikan tekanan bagi palm oil. Namun, naiknya indikator stochastic juga dapat memberikan tenaga kenaikan.
Kedua indikator tersebut mungkin dapat mendorong pergerakan sideways untuk sementara waktu. Saat ini, harga CPO masih terperangkap di antara moving average 50 dengan moving average 100. Harga membentuk pola rectangle.
Firman memprediksi, CPO melemah dengan target penurunan di level RM 2.505 per metrik ton. Hari ini, CPO mungkin akan diperdagangkan di kisaran RM 2.530 hingga RM 2.570 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News