kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

CPO tergelincir data ekspor Malaysia


Selasa, 28 Januari 2014 / 07:25 WIB
CPO tergelincir data ekspor Malaysia
ILUSTRASI. Suasana kegiatan ekspor mobil di Pelabuhan Patimban, Subang, Selasa (8/3).


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) kembali tergelincir akibat buruknya data ekspor CPO Malaysia yang menunjukkan permintaan terhadap CPO berkurang. Harga produk substitusi minyak lainnya yang lebih murah juga menambah tekanan harga CPO.

Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Senin (27/1), harga CPO untuk kontrak pengiriman April 2014 melemah tipis 1,43% dari akhir pekan lalu menjadi RM 2.556 per metrik ton. Harga ini lebih rendah 2,14% dibandingkan dengan harga awal tahun.

Harga minyak sawit telah melemah dalam dua hari terakhir sejak data ekspor Malaysia turun. Ekspor dari produsen CPO terbesar kedua di dunia itu turun dalam tiga bulan karena suplai substitusi minyak lainnya, seperti minyak kedelai meningkat.

Volume ekspor CPO Malaysia jatuh 9,4% menjadi 1,03 juta ton selama 25 hari pertama Januari ini dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya. "Penurunan ekspor kemungkinan berlanjut hingga Februari karena banyaknya persediaan minyak kedelai dan minyak sayur di pasar saat ini dan harganya semakin kompetitif terhadap palm oil," kata Arhnue Tan, analis Alliance Investment Bank, Kuala Lumpur seperti dilansir oleh  Bloomberg.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menilai bahwa penurunan harga CPO dipicu oleh gejolak pasar keuangan di negara berkembang yang menggerogoti outlook permintaan CPO. Selain itu, menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC), pelaku pasar memanfaatkan momentum aksi ambil untung.

Stok CPO yang melimpah, menurut Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, membuat harga CPO sulit naik. Apalagi permintaan dari China dan India tidak juga meningkat. Sedangkan untuk masuk ke pasar Eropa masih sulit karena pajak CPO yang cukup tinggi terhadap produk CPO dari Malaysia dan Indonesia.

Sepekan ke depan, Kiswoyo mengatakan, harga CPO masih akan melemah. Pelemahan harga juga bisa terjadi hingga tiga bulan ke depan karena pasokan yang masih cukup banyak. Pelemahan harga juga dipicu efek dari pelambatan ekonomi China sehingga permintaan CPO turun.

Secara teknikal, kata Zulfirman, ada potensi kenaikan dari indikator moving average convergence divergence (MACD) dan stochastic yang sudah berada di level 62. Sebaliknya, relative strength index (RSI) di level 47, menunjukkan penurunan. Sedangkan harga berada di antara moving average MA 50 dan MA 100 yang menunjukkan pergerakan sideway.

Zulfirman  memperkirakan,  harga CPO dalam sepekan ke depan kemungkinan akan mendatar. Ia memproyeksikan, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.510-RM 2.600 per metrik ton. Sedangkan, Kiswoyo memprediksikan, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.500- RM 2.600 per metrik ton.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×