kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

CPO berpotensi lanjutkan reli


Kamis, 23 Januari 2014 / 07:15 WIB
CPO berpotensi lanjutkan reli
ILUSTRASI. IHSG diprediksi bakal lanjut melemah pada perdagangan Jumat (2/9). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Reli harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) yang berlansung sejak pekan lalu tersedak dengan kabar pelambatan ekonomi China.

Mengacu data Bloomberg, kemarin (22/1), harga CPO untuk kontrak pengiriman April di Bursa Derivatif Malaysia terpangkas 0,46% dibanding hari sebelumnya ke RM 2.575, atau setara US$ 772,8 per metrik ton (MT).  Namun, pada perdagangan pagi, harganya sempat naik 0,39%. Jika, dihitung dari akhir pekan lalu, harga CPO masih naik 1,38%.

Di Bursa Komoditas Derivatif Indonesia (BKDI), harga CPO untuk kontrak pengiriman April juga sudah naik 0,87% dibanding akhir pekan lalu ke level ke Rp 9.900 per kg.

Analis Philips Futures, Juni Sutikno mengatakan, pelemahan  rupiah dan ringgit akan berpotensi  mengangkat harga minyak sawit. Apalagi, Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara produsen CPO terbesar di dunia.

Pelemahan rupiah dan ringgit akan menyebabkan harga CPO menjadi lebih murah setelah dikonversi  ke dollar AS. Ini lebih menguntungkan importir yang memborong komoditas.

Selain itu, kata Juni, musim hujan yang melanda sebagian wilayah Indonesia dan Malaysia  juga akan mengerek harga minyak nabati ini. “Diprediksi,  hujan menyebabkan pasokan CPO berkurang dan terhambat jalur distribusi," jelasnya.

Dari eksternal, meningkatnya permintaan dari China menjelang perayaan Imlek juga menyokong harga CPO.

Sinyal dari China

Namun, analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengingatkan, ada kemungkinan permintaan minyak mentah dari China surut. Ini karena indikasi terjadi  perlambatan ekonomi di negara tersebut. Ini pula yang menjegal reli CPO kemarin.

Data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China pada Desember lalu tercatat 7,7%, turun 0,1% dari tahun sebelumnya. Data produksi industri juga turun dari 10% menjadi 9,7% pada tahun lalu. “Dua data itu mengisyaratkan rapuhnya momentum pertumbuhan ekonomi di negara dengan tingkat perekonomian terbesar kedua di dunia itu,” ujar Zulfirman.

Meski demikian, Zulfirman menilai, secara teknikal harga CPO masih bisa melanjutkan reli. Kenaikan indikator stochastic dan RSI pada grafik harian dapat menyediakan tenaga kenaikan bagi CPO. Namun, reli mungkin terbatas dengan turunnya indikator moving average convergence divergence (MACD).

CPO perlu mencatatkan level penutupan harian di atas moving average (MA) 50 untuk bisa melanjutkan momentum kenaikan. Kegagalan menembus level itu bisa memicu aksi profit taking.

Ia memprediksi, hari ini, harga CPO akan bergulir di kisaran RM 2.560-RM 2.600 per MT. Adapun, sepekan ke depan, bisa bergerak antara RM 2.530-RM 2.630 per MT.

Juni juga menduga, hari ini, CPO masih mungkin reli di kisaran RM 2.460-RM 2.600 per MT. Hingga akhir pekan, harganya bisa bermain di RM 2.460-RM 2.650 per MT. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×