kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor ritel Inovisi minta keadilan dari BEI


Senin, 09 Oktober 2017 / 22:15 WIB
Investor ritel Inovisi minta keadilan dari BEI


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah investor ritel yang dananya nyangkut di saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) meminta keadilan, terutama kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seperti diketahui, pada 27 September lalu, bursa mengumumkan delisting saham INVS. BEI memberikan tenggat waktu perdagangan di pasar negosiasi selama 20 hari terhitung sejak 25 September 2017 hingga 20 Oktober 2017. Setelah itu akan efektif delisting pada 23 Oktober 2017.

Suryawan Nyoto, salah seorang investor ritel yang dananya sekitar Rp 2 miliar nyangkut di saham emiten yang bergerak di bisnis konten IT tersebut. Pria yang akrab disapa Surya itu memahami, jika delisting saham merupakan salah satu risiko investasi. Ia juga memahami alasan bursa melakukan suspensi hingga pada akhirnya melakukan delisting saham INVS.

Namun, sejak suspensi dilakukan, bukan berarti Surya tinggal diam. Ia mengaku, komunikasi intensif terutama dengan internal manajemen INVS terus dilakukan. "Ternyata, masalahnya memang kompleks," ujar Surya kepada KONTAN, Senin (9/10). Berbagai macam masalah, salah satunya soal konflik internal dalam perusahaan tersebut juga terjadi.

Awal 2017, lanjut Surya, masalah itu baru mulai terurai. Hal ini ditandai dengan adanya manajemen baru yang akan menentukan arah INVS. Namun, hanya dalam waktu berapa bulan, pengumuman delisting diterbitkan. Waktu itu sangat tidak cukup bagi manajemen baru untuk bersih-bersih INVS.

"Tidak cukup. Kami tidak meminta delisting tidak dilakukan, tapi setidaknya berikan waktu bagi manajemen baru untuk memperbaiki INVS," tuturnya.

Ia menambahkan, selama ini pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pihak bursa. Namun, hal ini tak membuat bursa bergeming. Delisting tetap dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×