Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia anjlok hampir 1% pada transaksi Selasa (7/1). Melansir Reuters, investor sepertinya mempertimbangkan kembali kemungkinan adanya disrupsi atau gangguan terhadap suplai minyak di Timur Tengah pasca pembunuhan Pimpinan Militer Tertinggi Iran pada akhir pekan lalu.
Data Reuters menunjukkan, harga minyak Brent turun 64 sen atau 0,93% menjadi US$ 68,27 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 57 sen atau 0,9% menjadi US$ 62,70 per barel.
Harga minyak melejit dalam dua sesi sebelumnya seiring adanya kecemasan memanasnya konflik dan potensi gangguan suplai minyak di Timur Tengah setelah serangan sebuah drone di bandara Baghdad yang menewaskan Pimpinan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Atas kejadian itu, Iran berjanji akan melakukan aksi balas dendam.
Baca Juga: Pasar gugup, Wall Street terseret saham sektor energi dan perawatan kesehatan
Pada saat itu, harga minyak Brent ini merupakan level tertingginya sejak September. Adapun merupakan harga minyak WTI naik ke level tertinggi sejak April.
"Perluasan premi risiko-geopolitik terkait Iran tampaknya kehabisan tenaga karena investor mengambil sikap 'tunggu dan lihat' menjelang kemungkinan pembalasan Iran atas peristiwa pekan lalu," ujar Jim Ritterbusch, presiden penasihat perdagangan tegas Ritterbusch and Associates, mengatakan dalam sebuah catatan.
Chief Executive Chevron Corp Michael Wirth mengatakan kepada CNBC bahwa pasar minyak dunia masih memiliki suplai yang bagus meskipun terjadi peningkatan eskalasi.
Baca Juga: Harga minyak tergelincir setelah sentuh rekor pada sesi sebelumnya
"Secara fundamental, supply dan demand masih tetap seperti sebelum terjadi insiden," kata Wirth.
Consultancy Eurasia Group mengatakan Iran kemungkinan akan fokus pada target militer AS dibanding target energi.
"Bukan berarti Iran tidak akan melanjutkan upaya perusakan kapal komersial atau infrastruktur energi regional, namun aktivitas ini tidak akan terlalu parah," tambahnya.
Baca Juga: AS-Iran panas, bursa Asia bergairah sementara harga minyak melempem
Meski demikian, situs United States Maritime Administration memperbarui peringatannya mengenai ancaman terhadap kapal komersial AS dari Iran dan target di daerah Teluk dan sekitarnya.
Harga minyak tetap melorot kendatiĀ ada kepatuhan yang lebih tinggi di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memenuhi pembatasan kuota produksi yang bertujuan mengurangi pasokan.
Anggota OPEC memompa 29,5 juta barel per hari (bph) bulan lalu, turun 50.000 bph dari angka revisi November, menurut survei Reuters yang diterbitkan pada hari Senin.
Baca Juga: Harga komoditas meroket, ini saham-saham rekomendasi analis
Pada pekan yang berakhir 3 Januari, persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel menjadi 430 juta barel. Hal itu berdasarkan data dari kelompok industri American Petroleum Institute yang dirilis pada Selasa. Analis memperkirakan tak ada perubahan posisi cadangan minyak di level 3,6 juta barel.
Data resmi pemerintah akan keluar pada hari Rabu (8/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News