kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Investor memburu dollar, harga emas terpuruk


Kamis, 28 September 2017 / 16:50 WIB
Investor memburu dollar, harga emas terpuruk


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Akibat data ekonomi Amerika Serikat (AS) dirilis optimis, harga emas semakin terpuruk. Mengutip Bloomberg, Kamis (28/9) harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange merosot 0,35% ke level US$ 1.283,30 per ons troi.

"Pelemahan emas ini terjadi karena menguatnya dollar AS yang saat ini sudah mencapai level tertinggi satu bulan," ujar Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar kepada KONTAN, hari ini.

Menguatnya dollar AS ini disebabkan data-data seperti Consumer Confidence dan Core Durable Good Orders dirilis bagus. Ditambah juga dengan pernyataan The Fed yang memberikan sinyal kenaikan suku bunga di bulan Desember mendatang juga menambah tekanan bagi harga emas.

"Di sisi lain juga, tadi malam Gedung Putih dan Partai Republik juga sudah mulai membahas detail rencana reformasi pajak Presiden AS Donald Trump. Ini mendapat respon positif dari pasar," imbuh Deddy.

Sebagai informasi, Trump berjanji akan memangkas pajak perusahaan besar dari 35% menjadi 20%. Hal ini dianggap pasar sebagai pendorong ekonomi AS. Alhasil, dengan adanya semua sentimen tersebut, investor lebih banyak memburu dollar ketimbang aset lindung nilai ini.

Namun Deddy juga bilang, satu-satunya sentimen yang saat ini mampu mendongkrak harga emas adalah ketegangan geopolitik. Menurutnya, jika ketegangan geopolitik antara Korut dan AS pecah kembali, maka harga emas dapat kembali melesat hingga US$ 1.400 per ons troi.

"Tetapi, jika ketegangan geopolitik ini tidak berlanjut, maka bukan tidak mungkin emas masih akan bergerak di bawah area US$ 1.300," ungkap Deddy lagi.

Secara teknikal, Deddy melihat harga emas bergerak di bawah moving average (MA) 50 dan di atas MA100 dan MA200 sehingga menunjukkan bahwa pasar masih cenderung wait and see. Untuk indikator relative strength index (RSI) dan Stochastic masing-masing berada di area oversold. Begitu juga dengan indikator moving average convergence divergence yang bergerak turun.

Untuk itu, Deddy memprediksi, Jumat (29/9) harga emas masih melemah di rentang US$ 1.270,50 - US$ 1.286,40 per ons troi dan US$ 1.260,00 - US$ 1.293,40 per ons troi di pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×