kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Investor lepas saham, rupiah tergerus 0,7% pagi ini


Senin, 26 September 2011 / 10:27 WIB
Investor lepas saham, rupiah tergerus 0,7% pagi ini
ILUSTRASI. Indeks sektor pertambangan yang berisi emiten tambang batubara hingga mineral menguat 2,13% sejak awal tahun.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Aksi para investor melepas kepemilikan di pasar saham domestik masih menekan rupiah pada awal pekan ini. Otot rupiah melemah di tengah kekhawatiran para pemimpin Eropa sedang berjuang menghentikan penyebaran krisis utang di wilayah Eropa.

Data Bloomberg menunjukkan, rupiah di pasar on shore diperdagangkan melemah 0,7% ke level Rp 8.848 per dollar AS pada pukul 9.30 WIB. Sementara, di pasar off shore, hingga pukul 10.25 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) berada di level 9.005, dibandingkan posisi akhir pekan lalu (23/9) di 8.941.

Indeks MSCI Asia Pasifik turun untuk hari yang ketiga. Bursa regional jatuh setelah kemarin, Deputi Menteri Keuangan Jerman Joerg Asmussen mengatakan menteri keuangan zona Euro tidak mungkin memutuskan penyaluran bantuan lebih lanjut untuk Yunani pada pertemuan 3 Oktober mendatang. Adapun, dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia mencapai US$ 664 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka beli di bulan ini.

Kepala treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menyebut, Bank Indonesia berusaha mengendalikan volatilitas di pasar, tetapi tidak bisa melawan tren regional. "Para saham regional turun. Kita harus melihat situasi ekonomi global," ujarnya, hari ini, di Jakarta.

Pada pekan lalu, GUbernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyebut akan terus membeli obligasi dan intervensi di pasar mata uang hingga pasar mendingin. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi pemerintah yang jatuh tempo Juli 2021 naik 37 basis poin ke 7,52% pada pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×