Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Investor dalam negeri ikut merasakan kepanikan menanti hasil pemilihan presiden Amerika Serikat. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks anjlok 2,056% menjadi 5.358,197.
Investor asing ramai-ramai melepas kepemilikan sahamnya hari ini. Di seluruh market, nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 243 miliar. Sedangkan di pasar reguler, nilai net sell asing mencapai Rp 213,7 miliar.
Sementara itu, ada 235 saham yang membebani langkah indeks. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 56 saham dan 68 saham lainnya diam di tempat.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor perdagangan turun 1,15%, sektor agrikultur turun 1,53%, dan sektor industri dasar turun 1,92%.
Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 6,13% menjadi Rp 1.530, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 5,56% menjadi Rp 680, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 5,24% menjadi Rp 5.425.
Saham-saham yang berada di jajaran top gainers indeks LQ 45 antara lain: PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 0,91% menjadi Rp 16.650 dan PT PP Tbk (PTPP) naik 0,74% menjadi Rp 4.070.
Penurunan IHSG sesi I ini sejalan dengan kondisi yang terjadi di kawasan regional.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.30 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 1,7% menjadi 135,58. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik 0,8%.
Sementara itu, indeks Topix Jepang merosot hingga 4,7% setelah yen diperdagangkan di kisaran 101,56 per dollar AS. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 3,3%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 3,5%. dan indeks S&P/ASX 200 Australia anjlok 3,4%.
Indeks acuan Singapura Straits Times Index juga turun 2%. Sedangkan indeks Taeix Taiwan merosot 2,7%. Indeks Hang Seng Hong Kong pun terkulai dengan penurunan 3,4%. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite China turun 1,3%.
Aksi jual besar-besaran di kawasan regional dan global pada hari ini dipicu oleh sentimen pemilihan presiden Amerika Serikat. Seperti yang diketahui, saat ini sedang dilakukan perhitungan sementara hasil pilpres. Dan secara mengejutkan, hasil perolehan suara antara Donald Trump dan Hillary Clinton sangat ketat.
"Dengan masih banyaknya suara yang tengah dihitung, dan besarnya kemungkinan Trump memenangkan pemilu, pasar merasakan kepanikan. Kita semua cukup terkejut," jelas Karl Goody, private wealth manager Shaw and Partners Ltd di Sydney kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News