Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Minat investor pada surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara kembali meningkat. Hal ini terlihat pada lelang sukuk negara Selasa (19/5), yang mencatat total penawaran Rp 5,08 triliun.
Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan lelang suku negara pekan lalu (5/5). yang meraih penawaran sebesar Rp 3,6 triliun. Pemerintah menyerap lelang sebesar Rp 2,51 triliun atau lebih tinggi dibandingkan target indikatif sebesar Rp 2 triliun.
Dalam lelang kemarin, pemerintah hanya memenangkan tiga seri yang ditawarkan. Seri PBS007 diserap dengan nominal Rp 1,12 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,74% dan imbalan 9%. Total nilai penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp 1,16 triliun dengan yield tertinggi 9,12% dan yield terendah 8,65%.
Pemerintah juga memenangkan seri PBS008 sekitar Rp 1,11 triliun. Seri ini diserap dengan yield rata-rata tertimbang 7,59% dan imbalan 7%. Total penawaran yang masuk mencapai Rp 11,61 triliun dengan yield tertinggi 7,9% dan yield terendah 7,5%.
Selanjutnya, seri berjangka waktu pendek enam bulan SPN-S06112015 diserap sekitar Rp 280 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,03% dan tingkat imbalan diskonto. Padahal, seri ini meraih total penawaran paling tinggi mencapai Rp 2,17 triliun dengan yield tertinggi 7% dan terendah 5,87%.
Sedangkan seri PBS006 meraih total penawaran dari investor sebesar Rp 129 miliar. Namun pemerintah tidak menyerap sukuk seri ini.
Reza Priyambada, Research Analyst PT NH Korindo Securities Indonesia, mengatakan, tak diserapnya seri PBS006 karena tingginya permintaan yield investor. Permintaan yield tertinggi 8,25% dan terendah 7,9% memang lebih tinggi dibandingkan yield pada lelang sukuk negara di awal bulan ini. "Pemerintah mempertimbangkan untuk menyerap seri dengan permintaan yield yang tidak terlalu tinggi," tutur Reza, Selasa (19/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News