kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor gelontorkan dana masuk ETF


Kamis, 05 Juli 2018 / 07:30 WIB
Investor gelontorkan dana masuk ETF


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rontoknya pasar saham dan obligasi membuat sebagian pelaku pasar ketar-ketir. Namun bagi pelaku pasar yang lain, hal ini merupakan kesempatan untuk mengail barang murah. Hal ini terlihat pada pasar exchange traded fund (ETF).

Dari penelusuran Kontan, sejumlah ETF justru mencatatkan penambahan unit penyertaan cukup signifikan sepanjang Juni lalu. Indo Premier Investment Management mencatat terjadi penambahan unit penyertaan di tiga ETF besutannya. Penambahan terbesar terjadi di ETF Indonesia State-Owned Companies (XISC), yakni 30,1 juta unit.

Pinnacle Investment juga mencatat penambahan unit penyertaan di ETF Pinnacle IDX30 (XPID) sebanyak 112,2 juta unit. ETF Asian Bond Fund-Indonesian Index Fund (R-ABFII) milik Bahana TCW Investment Management yang berbasis obligasi juga mendapat tambahan unit penyertaan 305.432 unit.

CEO Pinnacle Investment Guntur Putra mengakui penambahan unit penyertaan di ETF saat ini cukup besar. Ia menilai hal ini wajar lantaran investor bisa mendapat harga minimal bila membeli ETF saat terjadi koreksi.

Guntur memberi contoh, saat sesi pertama pasar dibuka kemarin, harga ETF Pinnacle turun lebih dari 1%. tetapi saat penutupan naik lebih dari 1,5%. Jika berinvestasi di reksadana konvensional, investor yang subscribe justru mendapat harga NAV di atas, yaitu harga penutupan. "Sementara, dengan fleksibilitas ETF, investor bisa transaksi real-time pada saat market terkoreksi dalam," jelas dia, Rabu (4/7).

Dominasi institusi

Para manajer investasi menyebut, para investor yang memburu ETF saat pasar modal rontok bulan lalu adalah investor institusi. CEO Indo Premier Investment Management Diah Sofianti menjelaskan, ETF memang masih didominasi investor institusi. "ETF terbukti dapat membantu investor institusi memenuhi kebutuhan mereka melakukan rebalancing aset dalam jumlah besar," kata dia.

Guntur membeberkan, investor institusi yang melakukan pembelian di bulan lalu dari sektor beragam. Mulai dari perusahaan asuransi, yayasan hingga dana pensiun.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebut, perdagangan ETF saat ini masih lebih banyak berlangsung di pasar primer ketimbang di bursa. Tak heran, investor yang terlibat pun kebanyakan institusi dengan dana besar.

Wawan menilai, kini ETF berbasis obligasi menjadi yang paling menarik untuk dicermati. Pasalnya, yield obligasi, khususnya surat utang negara (SUN) acuan bertenor 10 tahun, terus menanjak.

Rabu (4/7),  yield SUN tenor 10 tahun berada di posisi 7,69%. "Yield ini sangat menarik untuk investor masuk ke aset berbasis obligasi sekarang, karena sudah naik cukup jauh dibanding awal tahun," tutur Wawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×