Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah berencana melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara berbasis proyek, Selasa ini (19/3). Target indikasi pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menyebut, ada empat seri sukuk yang akan dilelang. Keempat seri itu adalah seri PBS001 (reopening) yang jatuh tempo 15 Februari 2018 dengan imbalan 4,45%, seri PBS002 (reopening) jatuh tempo 15 Januari 2022 dengan imbalan 5,45%. Lalu, seri PBS003 (reopening) jatuh tempo 15 Januari 2027 dengan yield 6% dan seri PBS004 (reopening) jatuh tempo 15Februari 2037 dengan yield 6,10%.
Head of Debt Capital Markets BCA Securities, Herdi Ranuwibowo menilai, pada lelang hari ini, permintaan yield dari investor masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan kekhawatiran melambungnya tingkat inflasi. Akibatnya, penyerapan pemerintah akan di bawah target indikatif. "Penyerapan kali ini mungkin di bawah Rp 1 triliun," ujar Herdi, akhir pekan lalu.
Saat ini, tekanan jual pada surat utang jangka menengah dan jangka panjang semakin tinggi. Ini mengakibatkan fluktuasi harga. Namun, antusiame investor diperkirakan masih cukup tinggi. Jumlah permintaan yang masuk bisa mencapai Rp 3 triliun-Rp 5 triliun.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan, selain kekhawatiran inflasi di dalam negeri, faktor eksternal juga ikut andil menekan pasar obligasi domestik. Siprus yang mendapatkan dana talangan (bailout), menjadi sentimen negatif di pasar bahwa ketidakpastian ekonomi di Eropa masih tinggi.
Lana memprediksikan, investor yang akan memburu lelang sukuk kali ini berasal dari asuransi dan aset manajemen yang memiliki produk syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News