kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor asing terus memburu obligasi


Kamis, 06 November 2014 / 11:01 WIB
Investor asing terus memburu obligasi
ILUSTRASI. Jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Taiwan.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat, Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kenaikan laju inflasi tak mengurangi minat investor asing masuk ke pasar obligasi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, tingkat inflasi Oktober naik ke 4,83% dari 4,53% di bulan September.

Per Rabu (5/11), Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rachmat Waluyanto, mengungkapkan, dana asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 459,55 triliun atau sekitar 37,74% dari total SBN yang diperdagangkan. "Ini menunjukkan kepercayaan diri investor terhadap pasar modal Indonesia," kata Rachmat, kemarin.

Kendati demikian, Rachmat bilang masih ada risiko jika market tidak dikelola dengan baik. Sebagai pembanding, dana asing di SBN akhir tahun 2013 mencapai Rp 323,65 triliun atau setara 32,54%.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, pemodal asing mulai masuk ke obligasi pemerintah sejak Oktober 2014 yang naik 2,8% menjadi Rp 459,94 triliun dibandingkan September yang mencapai Rp 447,37 triliun.

Masuknya asing juga menopang positifnya pasar obligasi. HSBC Bond Index naik 3,61% secara month on month (MoM) di bulan Oktober. Kurva imbal hasil obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun juga ditutup turun 48 basis poin ke level 8,04%.

Kepemilikan asing di obligasi korporasi juga bertambah menjadi Rp 20,74 triliun pada akhir Oktober 2014 dibandingkan bulan sebelumnya Rp 19,19 triliun. Akhir 2013, kepemilikan asing Rp 14,03 triliun.

Analis obligasi Fakhrul Aufa memperkirakan investor asing yang masuk merupakan tipikal jangka panjang dan masuk saat lelang. Pasalnya, investor jenis ini tidak terpengaruh oleh faktor domestik.

Kendati demikian Fakhrul memperkirakan, pasar obligasi masih berpeluang fluktuasi menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bulan November. Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh investor jangka pendek  melakukan trading saat volatilitas pasar meningkat. 

Bagi investor jangka panjang, bisa melepas kepemilikan mereka, lalu mengambil untung menjelang kenaikan harga BBM, karena yield bakal bergerak naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×