Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat volatilitas yang tinggi di pasar obligasi Indonesia membuat investor asing pelan tapi pasti lebih memperbesar porsi kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) untuk tenor pendek dan menengah.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan asing di pasar SUN secara umum tercatat sebesar Rp 957,92 triliun per 18 Juni lalu.
Jika dilihat dari sisi tenor, porsi investor asing pada SUN tenor pendek atau 2—5 tahun mencapai 28,7% per 18 Juni. Angka ini menunjukkan tren peningkatan dalam empat bulan terakhir mengingat Maret lalu porsi asing pada SUN tenor pendek masih di level 25,6%.
Tren serupa terjadi pada SUN tenor menengah atau 5—10 tahun. Porsi investor asing pada tenor ini meningkat dari 33,9% di bulan Maret menjadi 35,5% hingga 18 Juni silam.
Sebaliknya, porsi investor asing pada SUN tenor panjang atau di atas 10 tahun berkurang dari 35,5% di bulan Maret menjadi 31,9% pada 18 Juni.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir volatilitas masih kerap terjadi di pasar obligasi Indonesia. Hal ini tak lepas berbagai sentimen eksternal seperti ancaman perlambatan ekonomi global hingga tensi perang dagang antara AS dan China yang kerap naik-turun.
Sentimen dari dalam negeri pun tak kalah mengkhawatirkan bagi investor asing. Mulai dari data neraca dagang Indonesia yang belum menunjukkan perbaikan signifikan serta agenda pilpres lalu.
Kondisi ini mengakibatkan sebagian investor asing untuk mengurangi kepemilikan SUN di tenor panjang dan beralih ke tenor yang lebih pendek. “Yield SUN jangka panjang sangat sensitif terhadap perubahan isu global dibandingkan jangka pendek,” kata Fikri, Jumat (21/6).
Mengingat sifat SUN tenor panjang yang lebih sensitif, harga instrumen tersebut juga dapat turun lebih dalam ketimbang tenor pendek di saat pasar bergejolak. Akibatnya, dalam kondisi tertentu, ada potensi selisih harga antara SUN tenor panjang dengan tenor pendek justru menipis sehingga mempengaruhi capital gain yang didapat investor.
Senada, pengamat pasar modal Anil Kumar menilai, pasar obligasi Indonesia masih rentan terhadap risiko volatilitas sehingga wajar bagi investor asing untuk memprioritaskan SUN tenor-tenor pendek hingga menengah.
Namun, Anil juga menilai, meningkatnya porsi asing di SUN tenor-tenor pendek juga terjadi secara alamiah. Sebab, seiring berjalannya waktu, tenor suatu seri SUN akan terus berkurang dari panjang menuju pendek. “Seri FR0070 tadinya bertenor 6 tahun, kemudian masuk ke tahun ini menjadi 5 tahun,” kata Anil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News