Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, masuknya investor asing mencerminkan optimisme bahwa Indonesia akan mampu melewati masa-masa kritikal dalam penangangan pandemi Covid-19.
"Meski hingga saat ini aksi beli asing ini belum memberikan dampak kenaikan signfikan pada IHSG, namun peluang kenaikan di semester II masih terbuka," ujar Anggaraksa, Rabu (21/7).
Kenaikan semakin mungkin terjadi apabila rencana initial public offering (IPO) beberapa unicorn dan calon emiten besar bisa terwujud di sisa tahun ini. Hal ini membuat investor asing akan memiliki lebih banyak pilihan menarik untuk menginvestasikan dananya di bursa saham Indonesia.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, Anggaraksa melihat momen ini dapat dimanfaatkan untuk memilih saham-saham yang dikoleksi asing, terutama yang belum mengalami kenaikan harga signifikan seperti TLKM, BBRI, BMRI, BBNI, dan KLBF. Ini menjadikan saham tersebut menarik untuk jangka menengah dan panjang.
Baca Juga: Harga turun signifikan, Bank BNI (BBNI) akan buyback saham hingga Rp 1,7 triliun
Sementara itu Dustin mencermati, investor bisa memanfaatkan kondisi konsistensi net buy investor asing dengan ikut mengoleksi saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Dengan catatan, investor mencermati kondisi fundamental emitennya.
Khususnya bagi investor jangka panjang, ada baiknya mulai membeli secara bertahap saham-saham yang secara historis memiliki kinerja positif dan konsisten sebelum adanya pandemi.
"Harapannya ketika Indonesia bisa menyudahi pandemi ini, saham tersebut akan ikut bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih," katanya.
Selain mencermati fundamentalnya, investor juga bisa menggunakan analisa teknikal sebagai acuan beli maupun jual, sehingga bisa mendapat momentum terbaik. Adapun secara teknikal Dustin cenderung menjagokan MDKA dan menyarankan menggunakan strategi buy on weakness.
Selanjutnya: PPKM Darurat Diganti PPKM Level 4, YLKI: Jangan Bikin Publik Bingung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News