Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berencana membeli kembali (buyback) saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi buyback ini direncanakan sebanyak-banyaknya Rp 1,7 triliun yang akan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan terhitung sejak tanggal 22 Juli hingga 21 Oktober 2021.
Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan SEOJK No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor Perseroan.
Adapun alasan buyback ini dipengaruhi oleh lonjakan kasus positif Covid-19 yang sedang terjadi dan kembali menembus level di atas 10.000 kasus per hari sejak 17 Juni 2021.
Baca Juga: BNI catatkan penjualan SBR010 sebesar Rp 805 miliar
Akibatnya, IHSG cenderung bergerak fluktuatif dan berdampak pada saham BNI yang mengalami penurunan signifikan mencapai -25,0% year to date ke level Rp 4.630 per 30 Juni 2021.
“Tekanan jual di pasar akibat sentimen Covid-19 tersebut membuat saham BNI undervalued dengan Price to Book Value (PBV) per 30 Juni 2021 sebesar 0,75x atau telah jauh berada di bawah rata-rata PBV selama 10 tahun yang sebesar 1,60x,” tulis Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (21/7).
BNI meyakini buyback saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini. Lantaran mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
“Dengan asumsi perseroan menggunakan kas internal untuk pembelian kembali saham perseroan sebesar Rp 1,7 triliun, maka aset dan ekuitas akan menurun sebesar Rp1,7 triliun. Berkenaan dengan transaksi tersebut, maka dampak terhadap biaya operasional Perseroan tidak material, sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target perseroan,” tambahnya.
Selanjutnya: BNI catatkan penjualan SBR010 sebesar Rp 805 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News