Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
Valuasi Menarik dan Momentum Dividen Jadi Daya Tarik
VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai bahwa minat investor asing terhadap saham perbankan didorong oleh valuasi yang masih relatif murah dibandingkan dengan historisnya.
Selain itu, faktor rencana pembagian dividen serta aksi buyback turut menjadi daya tarik.
"Kami juga melihat momentum rilis kinerja kuartal I/2025 dapat menjadi katalis positif jika mencatatkan pertumbuhan yang baik," katanya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa arus masuk dana asing masih tergolong kecil. Dalam jangka panjang, tren outflow masih berisiko terjadi, terutama karena ketidakpastian ekonomi global, kebijakan tarif AS, serta potensi rilis kinerja yang di bawah ekspektasi pasar.
Sentimen Global dan Kebijakan Pemerintah Jadi Faktor Penentu
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menambahkan bahwa pasar saham masih dibayangi tekanan dari faktor global.
Investor asing pun cenderung lebih berhati-hati dalam memasuki pasar negara berkembang.
Menurutnya, salah satu pendorong minat investor asing terhadap saham perbankan adalah peningkatan peringkat dari JP Morgan.
Baca Juga: Sunarso Borong Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Saat Harga Turun
Selain itu, saham big caps perbankan dianggap memiliki fundamental yang kuat.
Namun, beberapa faktor domestik berpotensi menjadi sentimen negatif, seperti program pemerintah terkait perbankan, termasuk penghapusan kredit UMKM yang dapat memicu spekulasi perlambatan pertumbuhan kredit.
Ia juga menyoroti ketidakjelasan implementasi program Danantara terkait optimalisasi dana perbankan.
"RUPST bisa menjadi momen yang dinantikan oleh investor asing karena adanya peluang dividen yield yang tinggi," ujarnya.
Selanjutnya: Industri Suretyship Hadapi Tekanan, Regulasi OJK Jadi Tantangan
Menarik Dibaca: Kumpulan Twibbon Mudik Lebaran 2025, Bisa Dipakai untuk Medsos Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News