Reporter: Pulina Nityakanti, Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur di bawah 7.000 pada Selasa (14/1). Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,86% ke level 6.956,66.
Seturut dengan pelemahan IHSG, dana asing kemarin tercatat hengkang dari pasar saham domestik mencapai Rp 633 miliar.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mencatat, asing banyak melepas bank big four.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) paling banyak dilepas asing senilai Rp 286,4 miliar. Menyusul berturut-turut, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Baca Juga: Investor Asing Getol Lepas Saham Big Cap Perbankan, Simak Rekomendasi Analis
Sejalan aksi jual asing, saham bank big four terpuruk dan masuk 10 saham pemberat (laggard) IHSG. Kemarin, BMRI terkoreksi 2,26% dan mengikis IHSG 11,17 poin. BBCA, BBRI dan BBNI juga laggard.
Big cap lain juga laggard. BREN turun 3,74%, AMMN (-3,53%), TLKM (-1,87%), TPIA (-3,23%) dan BYAN (-1,21).
Felix melihat, keluarnya asing dari saham big cap dipicu faktor eksternal. "Salah satunya, kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) mendorong arus modal keluar dari pasar emerging market, termasuk saham bank lokal," katanya, Selasa (14/1).
Pelemahan kurs rupiah juga menekan IHSG. "Bom waktu" tingginya utang semasa Joko Widodo (Jokowi) berkuasa siap meledak.
Bahana Sekuritas mencatat nilai utang luar negeri yang jatuh tempo pada Januari 2025 senilai US$ 6,8 miliar. Ini menyulut permintaan dolar AS bulanan tertinggi yang pernah ada dalam data sekuritas itu.
Baca Juga: Asing Gencar Lepas Saham Bank Ini, Simak Rekomendasinya Menurut Analis
Pemicu lain kekhawatiran terhadap likuiditas perbankan. Bank sentral AS, The Fed, diperkirakan hanya memangkas suku bunga satu kali tahun ini.
Langkah Bank Indonesia (BI) memperketat kebijakan moneter, menimbulkan kekhawatiran asing, sektor perbankan yang sensitif terhadap likuiditas, bisa terkena dampaknya.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat, tekanan IHSG akibat pengetatan suku bunga mulai memudarkan January Effect.
Sementara arah The Fed yang masih akan hawkish dan target relaksasi kebijakan AS semakin mengecil seiring kekhawatiran kebijakan Presiden Donald Trump. Dus, dolar AS makin perkasa dan rupiah melemah.
Namun, Audi memproyeksi, tekanan IHSG akan berangsur membaik seiring rilis kinerja emiten tahun buku 2024.
Baca Juga: Ada Blue Chip, Analis Rekomendasi Beli Saham Ini Saat Investor Asing Gencar Ke Bursa
Dengan catatan, hasilnya sesuai ekspektasi pasar. Investor juga masih menanti keputusan suku bunga BI, yang diperkirakan tetap 6%. Ini seiring upaya bank sentral menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Senada, Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas memperkirakan, tekanan IHSG mulai mereda saat musim pembagian dividen emiten 2024 diumumkan pada kuartal I-2025. Tapi, IHSG juga berpotensi terus tertekan hingga blue chip yang dijual asing berada di harga ideal dan valuasinya murah.
Sukarno memproyeksikan IHSG bisa lanjut turun ke 6.698. Sedangkan Daniel menargetkan IHSG di 7.000-7.100 akhir Januari 2025.
Selanjutnya: Apa yang Terjadi Jika Sebuah Jarum Menabrak Bumi dengan Kecepatan Cahaya?
Menarik Dibaca: 5 Cara Mengontrol Gula Darah secara Alami Tanpa Obat, Terapkan yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News