kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Investasi Obligasi di Pasar Sekunder Dinilai Punya Prospek Cerah


Jumat, 06 Desember 2024 / 07:10 WIB
Investasi Obligasi di Pasar Sekunder Dinilai Punya Prospek Cerah
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi obligasi di pasar sekunder diprediksi memiliki peluang besar untuk berkembang.

Hal ini didukung oleh banyaknya obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun depan, mendorong investor untuk melakukan reprofiling atau penyesuaian ulang portofolio investasi mereka. 

Baca Juga: Maybank Rilis Fitur Baru, Permudah investasi di SBN di Pasar Sekunder

Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo mengungkapkan bahwa seri obligasi yang paling diminati dan aktif diperdagangkan di pasar sekunder adalah seri FR81, PBS32, dan FR101.

Seri ini menarik perhatian karena menawarkan yield yang lebih tinggi dibandingkan obligasi dengan tenor serupa. 

Sementara itu, Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia menambahkan bahwa obligasi pemerintah tetap menjadi primadona di pasar sekunder.

Surat Berharga Negara (SBN) lebih diminati karena likuiditasnya yang tinggi dan keamanan investasinya yang terjamin. 

Baca Juga: Investor Tak Bisa Sembarangan Batalkan Pesanan Saham Mulai 2025, Begini Aturannya

"Obligasi pemerintah adalah yang paling likuid. Sementara obligasi korporasi hanya beberapa seri yang likuid, sehingga transaksinya lebih ramai di SBN," ujar Myrdal, Kamis (5/12). 

Untuk perdagangan obligasi di pasar sekunder, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan bahwa transaksi biasanya dilakukan di luar bursa melalui mekanisme over-the-counter (OTC). Namun, transaksi ini tetap diawasi oleh regulator. 

"Transaksi OTC berbeda dengan saham karena pergerakannya tidak terlihat secara real-time. Investor harus bisa menghitung yield wajar saat ini dan memperkirakan yield yang diharapkan," kata Ramdhan. 

Bank dan sekuritas biasanya memberikan kuotasi harga beli dan jual kepada investor.

"Investor kemudian dapat membandingkan harga dari berbagai bank atau sekuritas dan melakukan negosiasi hingga tercapai kesepakatan," tambah Fudji. 

Baca Juga: CGIF: Potensi Pertumbuhan Pasar Obligasi di Indonesia Masih Besar

Untuk obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun, Fudji memproyeksikan yield akan berada di kisaran 6,9% hingga 7,10% pada tahun depan. 

Dengan berbagai peluang yang ditawarkan, pasar sekunder obligasi diprediksi akan tetap menjadi instrumen investasi yang menarik bagi para investor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×