Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lukisan sudah lama menjadi instrumen investasi alternatif yang bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat. Apalagi lukisan-lukisan yang dipamerkan cenderung naik harganya. Teranyar, lukisan karya anak bangsa, Christine Ay Tjoe laku Rp 14,5 miliar dalam lelang Sotheby's di Singapura.
Amir Sidharta, Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer mengatakan, dulu banyak lukisan dengan harga di bawah Rp 50 juta. Namun, kini investor lukisan rata-rata membutuhkan nilai investasi ratusan juta untuk mendapatkan lukisan yang memiliki potensi keuntungan.
Namun, Amir mengatakan dalam berinvestasi lukisan sulit untuk memproyeksikan kapan waktu yang tepat lukisan yang dimiliki bisa bernilai jual lebih tinggi. Selain itu, investasi pada lukisan tidak likuid.
Hal tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, seperti sulit menjual dan pasarnya yang niche. Selain memikirkan kualitas lukisan dan pelukisnya, seringkali investasi lukisan untung-untungan.
Baca Juga: Melalui Pameran Rekam Masa, Artopologi Angkat Sertifikasi Keaslian Digital Karya Seni
"Untuk lukisan yang hot mungkin akan lebih mudah dijual dan potensinya keuntungan umumnya 10%-15%, tapi dengan jangka waktu yang belum bisa dipastikan," kata Amir saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/7).
Sama seperti instrumen investasi lainnya, kondisi ekonomi turut mempengaruhi potensi investasi lukisan. Amir mengatakan bila ekonomi bertumbuh, maka investor bisa semakin banyak membeli lukisan dan harga lukisan bisa ikut naik.
Namun jangan lupa, investasi lukisan juga memiliki risiko. Barang seni seperti lukisan sangat besar terpengaruh selera pasar yang juga bisa berubah kapan saja. Proyeksi keuntungan tersebut bisa sirna jika lukisan yang dimiliki tidak sesuai dengan selera pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News