Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Instrumen investasi jangka pendek dapat diandalkan saat kondisi pasar tengah fluktuatif. Dengan likuiditas yang tinggi, investasi jangka pendek bisa dimanfaatkan untuk berlindung sementara hingga gejolak pasar mereda.
Adapun dengan ditawarkannya Sukuk Tabungan (ST) seri ST014, pilihan investasi jangka pendek di pasar saat ini makin beragam. Calon investor dapat leluasa memilih investasi jangka pendek yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi pribadi.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memandang, ST014 merupakan pilihan investasi jangka pendek menengah paling menarik saat ini.
Baca Juga: SBN Ritel Tetap Jadi Favorit Walau Suku Bunga Acuan Dipangkas
ST014 lebih baik daripada instrumen sejenis seperti deposito, ataupun investasi jangka pendek lain yang hampir serupa seperti Reksadana.
Ramdhan memaparkan, jika SBN Ritel dibandingkan dengan deposito Bank Pemerintah, maka produk surat utang negara ini lebih menguntungkan. Dari sisi imbal hasil, SBN Ritel menawarkan imbal hasil atau disebut kupon di atas 6%, daripada bunga deposito yang saat ini di bawah 5%.
Sebagai contoh, ST014 sebagai salah satu produk SBN Ritel menawarkan imbal hasil sebesar 6,5% per tahun untuk ST014 tenor 2 tahun dan 6,6% per tahun untuk ST014 tenor 4 tahun. Ini lebih tinggi daripada bunga deposito yang dijamin LPS sebesar 4,25% p.a.
Pajak untuk SBN Ritel khususnya Sukuk Tabungan seri ST014 juga menarik karena lebih rendah daripada deposito. Perlakuan pajak untuk ST014 sebesar 10%, dibandingkan 20% pajak untuk deposito.
Jika dibandingkan produk reksadana, Ramdan menilai, imbal hasil reksadana cenderung fluktuatif yang sangat dipengaruhi oleh underlying asset (aset dasar), baik saham, obligasi ataupun pasar uang. Di samping itu, strategi dari Manajer Investasi (MI) sangat menentukan performa reksadana.
"Kinerja reksadana sangat dinamis tergantung pengelolaan MI dalam mendapatkan return. Saham pun dalam dua bulan terakhir turun. Fixed income (surat utang) juga fluktuatif," imbuh Ramdan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (10/3).
Baca Juga: Ini Alasan SBN Ritel Tetap Diminati Walau Tren Suku Bunga Rendah Dimulai
Dihubungi terpisah, CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra menilai bahwa Reksadana khususnya kelas aset pasar uang justru lebih menarik daripada SBN Ritel ataupun Deposito. Sebab, Reksadana Pasar Uang lebih unggul dari sisi pajak, biaya administrasi, maupun imbal hasil.
Imbal hasil reksadana pasar uang pada saat ini rata-rata bersih sekitar 4%-6% per tahun. Guntur mencontohkan, misalnya pada reksadana yang dikelola Pinnacle yaitu RD Pinnacle Money Market Fund, kinerja 1 tahun di sekitar 5,68% dan sudah bebas pajak.
‘’Pada saat ini, untuk investasi tenor pendek yang lebih menguntungkan dari sisi pajak, biaya administrasi, maupun imbal hasil adalah reksadana pasar uang,’’ ujar Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (10/3).
Guntur menggarisbawahi, tentunya kinerja atau imbal hasil dari reksadana pasar uang akan cukup bervariasi. Ini tergantung dari strategi yang diterapkan oleh para Manajer Investasi (MI) pada produk reksadana terkait.
Namun yang jelas, lanjut dia, reksadana pasar uang dapat diandalkan dalam kondisi penuh ketidakpastian dengan berbagai keunggulannya tersebut. Perbedaan mencolok di antara kedua instrumen tersebut adalah reksadana pasar uang tidak dikenakan pajak (pajak final), sementara SBN ritel dikenakan pajak 10%.
Baca Juga: Investasi ST014 Dibandingkan Deposito dan Reksadana, Mana Lebih Untung?
‘’Investor dalam memilih instrumen investasi jangka pendek dapat melihat faktor likuiditas, kinerja, serta tingkat risiko yang sesuai dengan profil risiko masing-masing,’’ kata Guntur.
Selain imbal hasil, investor reksadana biasanya mendapatkan capital gain yakni keuntungan dari selisih harga jual dikurangi harga beli reksadana. Minimum investasi reksadana pun jauh lebih terjangkau yang dimulai dari modal Rp 10.000 daripada SBN Ritel umumnya dimulai dari Rp 1 juta.
Di lain sisi, produk SBN Ritel khususnya jenis Sukuk Tabungan (ST) memiiliki kekurangan karena tidak dapat diperjualbelikan (non-tradable). Ini artinya investasi ST tidak mendapatkan capital gain seperti reksadana.
Terlepas dari adanya sisi kelemahan produk Sukuk Tabungan, Ramdhan berujar, ST014 tetap menjadi instrumen investasi terdepan di tengah fluktuasi pasar saat ini. Sebab, produk SBN Ritel ini dijamin penuh oleh negara, sedangkan kinerja reksadana sangat bergantung pada racikan portofolio MI.
Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian, Prospek SBN Ritel Dinilai Lebih Unggul dari Instrumen Lain
Kendati tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, ST memiliki fasilitas early redemption atau pencairan lebih awal. Kalau butuh dana mendadak, investor bisa mencairkan lebih awal sebanyak 50% saldo pembelian asalkan telah melewati setengah dari periode investasi.
Tak hanya itu, investor juga bisa lebih aman karena sifat kupon ST014 yakni mengambang dengan batas minimal (floating with floor). Ini artinya imbal hasil ST014 tidak akan turun saat suku bunga Bank Indonesia (BI) dipangkas, namun imbal hasil bisa naik jika suku bunga BI dikerek.
Dengan berbagai faktor di antaranya kupon tinggi dan aman, ST014 dinilai menjadi instrumen investasi pendek-menengah paling menguntungkan di tengah fluktuasi yang salah satunya disebabkan oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump.
‘’Investor melihat ST014 ini sebagai instrumen investasi yang lebih terukur secara resiko maupun imbal hasilnya,’’ sebut Ramdhan.
Baca Juga: Tips Menyusun Deposito Jangka Pendek
Menurut Ramdhan, ST014 kemungkinan bisa tembus target awal penjualan sebesar Rp 15 triliun. Sebagai informasi, ST014 ditawarkan mulai dari 7 Maret hingga 16 April 2025.
Berdasarkan data salah satu Mitra Distribusi yakni Bibit, per Selasa (11/3) pukul 21.10 WIB, penjualan ST014 sejauh ini mencatat penjualan sekitar Rp 885 miliar. ST014-T2 terjual sekitar Rp 3,14 triliun dari kuota Rp 11 triliun, sedangkan ST014-T4 terjual sekitar Rp 800 miliar dari kuota Rp 4 triliun.
Selanjutnya: Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada
Menarik Dibaca: Kerjasama Kemitraan SUSE dan ICS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News