Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mendukung rencana pemerintah membatasi investasi baru di industri semen. INTP berharap rencana pembatasan semen pemerintah tak mempengaruhi bisnis perseroan ke depan.
Presiden Direktur INTP Christian Kartawijaya mengatakan, dasar pertimbangan pemerintah untuk membatasi investasi semen sudah benar. Tahun lalu, Indonesia mengalami oversupply 10-12 juta ton semen. Kondisi ini diperkirakan terus berlanjut hingga 3 tahun mendatang.
Tahun ini produksi semen nasional diperkirakan bertambah 6-8 juta ton. "Tahun depan akan kembali bertambah 10 juta ton jika rencana penambahan kapasitas sejumlah produsen semen berjalan lancar," ujar Christian di Jakarta, Rabu (11/2).
Namun demikian, rencana INTP untuk membangun pabrik telah mendapat izin melalui proses yang berlaku. INTP pun termasuk pemain lama dalam industri semen nasional. "Dari yang saya tahu pemerintah membatasi investasi baru, itu memberi efek positif bagi industri nasional," imbuh Christian.
INTP optimis permintaan semen tahun ini akan tumbuh lebih kencang dibanding tahun lalu. Hal ini didukung oleh rencana pembangunan infrastruktur pemerintah.
Sejauh ini permintaan semen INTP sebenarnya masih didominasi oleh residensial yakni sekitar 70% dari total permintaan. Sedangkan permintaan semen dari infrastruktur hanya 10%. Namun, INTP optimistis pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan residensial.
INTP juga memiliki strategi untuk suplai di sektor infrastruktur. Perseroan kini tak hanya menyediakan semen saja, namun juga batu dan pasir sebagai bahan pembuatan beton.
Kemudian, INTP juga akan mempertimbangkan ekspor semen keluar negeri jika kebutuhan semen di dalam negeri sudah tercukupi. Rencana ekspor ini akan mulai dipertimbangkan setelah pabrik ke-14 sudah beroperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News