kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip strategi Bos Sour Sally Group mengelola portofolio investasi


Sabtu, 12 Juni 2021 / 12:40 WIB
Intip strategi Bos Sour Sally Group mengelola portofolio investasi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkenalan CEO Sour Sally Group, Donny Pramono Ie, dengan investasi bermula sejak ia terjun di dunia usaha sekitar tahun 2008. Saat itu Donny tengah merintis bisnis pertamanya, frozen yogurt Sour Sally. 

Mula-mula Donny berinvestasi untuk keperluan pengembangan bisnisnya. Perlahan tetapi pasti ia mulai menjajal berinvestasi ke properti walaupun nilainya belum besar. Hingga akhirnya, sekitar tahun 2015 Donny mulai masuk ke investasi saham. 

"Waktu itu saya masih tidak terlalu mengerti. Mengikuti saja, go with the flow," kata Donny kepada Kontan.co.id belum lama ini. Donny juga mengaku, awal berinvestasi di saham untuk coba-coba saja, mengikuti teman-temannya.

Masih teringat betul, minimnya pemahaman pada saat itu menuntunnya mengoleksi saham-saham di waktu yang kurang tepat. Ia membeli saham-saham blue chips ketika harganya hampir menyentuh puncak. Akibatnya, portofolio saham yang dimiliki sempat melorot sekitar 50%.

Baca Juga: Pasangan ini pensiun di usia 30-an, ini strategi mereka supaya keuangan tetap lancar

Walau begitu, Donny tetap tidak melepasnya. "Rugi itu tidak akan menjadi rugi kalau kita tidak lepas. Kalau kita pegang terus eventually akan naik lagi. Apalagi kalau perusahaannya bagus," kenangnya. 

Perasaan was-was tentu tidak terhindarkan, akan tetapi Donny tidak terlalu mengkhawatirkannya, mengingat ia selalu menggunakan uang dingin dalam berinvestasi. Kesabaran Donny berbuah manis, perlahan tapi pasti harga saham-saham itu kembali meningkat. 

Pengalaman pertama berinvestasi saham itu menjadi pembelajaran berharga hingga saat ini. Oleh karenanya, ia tidak mau ketinggalan momentum ketika kasus Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia pada Maret tahun lalu. Dengan pemahaman dan pengalaman yang lebih mumpuni, Donny banyak masuk di saham-saham blue chips saat itu. Ia menyadari, saham di bursa mayoritas sedang tertekan sehingga harganya menjadi murah. 

Baca Juga: Jakarta Islamic Index (JII) turun 10,14% ytd, kenapa?




TERBARU

[X]
×