kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip rencana besar Telkom di tahun depan


Kamis, 28 Desember 2017 / 21:42 WIB
Intip rencana besar Telkom di tahun depan


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terus membangun ekosistem digital. Hal ini merupakan langkah transformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi digital telco company. Upaya membangun ekosistem tersebut akan berlanjut pada 2018.

Sepanjang 2017, beberapa langkah akusisi dilakukan oleh TLKM. Antara lain, perusahaan plat merah ini, mengakuisisi PT Bosnet Distribution Indonesia sebesar 60%. Akuisisi ini dilakukan lewat anak usaha, Telkom Sigma. Bosnet merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor fast moving consumers good ICT Solutions.

Usai mengakuisisi Bosnet, Telkom kembali mengakuisisi perusahaan satelit asal Malaysia. Melalui anak usaha, PT Telkom Indonesia Internasional (Telin) membeli mayoritas saham TS Global Network Sdn Bhd. 

TSGN merupakan perusahaan penyedia layanan VSAT terbesar di Malaysia yang memiliki pelanggan korporasi dari berbagai industri. Antara lain seperti perkebunan, pertambangan, pemerintahan dan perbankan. Di samping juga TSGN memiliki perusahaan afiliasi di Brunei dan Myanmar.

Sebelum akuisisi tersebut diberitakan secara resmi, KONTAN telah menulis perihal rencana TLKM mengakuisisi perusahaan satelit Malaysia itu. Terbaru, pada bulan ini, TLKM juga usai mengakuisisi PT Nutech Integrasi. 

Pengambilalihan 60% saham Nutech dilakukan lewat anak usaha TLKM, PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra). Nutech bergerak pada bidang ICT Transportation.

Arif Prabowo, Vice President Corporate Communication TLKM menyatakan pada 2018 TLKM akan terus mengembangkan ekosistem digital yang dimiliki. Yang utama, masuk ke kantong-kantong bisnis besar seperti broadband nirkabel seluler, maupun fix broadband

Arif bilang, tahun depan tidak menutup kemungkinan adanya akusisi perusahaan lagi. "M&A (merger and acquisition) masih dalam studi internal kami. Terutama perusahaan yang ekosistemnya menunjang ekosistem digital Telkom," terang Arif kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Telkom memiliki beberapa pilihan untuk memperbesar ekosistem digital. Di antaranya lewat membangun ekosistem sendiri (build), mendorong, atau bekerja sama (joint venture), dan akusisi (buy). 

Selain itu, juga membuka peluang untuk kombinasi dari ketiganya. "Kami akan memperluas bisnis ke luar negeri. Misalnya saja seperti akuisisi perusahaan satelit Malaysia itu," imbuhnya.

Selain memperkuat ekosistem digital, TLKM juga ingin memperluas pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia. Salah satunya, lewat anak usaha PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Tahun berikutnya, TLKM juga ingin menjadi global digital hub. 

Pasalnya, TLKM telah membangun jaringan kabel optik dari Indonesia menuju Eropa Barat dan Indonesia menuju Amerika Serikat. "Posisi Indonesia sangat strategis, untuk menjadi international digital hub," lanjutnya.

Dengan tersambungnya kabel optik tersebut, TLKM yakin ke depan bisa makin ekspansif. Arif bilang, saat ini total panjang kabel optik tersebut mencapai 160.000 kilometer (km), baik kabel yang berada di darat maupun laut. "Ini mendekati empat kali keliling bumi. Bisa dikatakan, ini menjadi pondasi ke depan karena digital membutuhkan akses besar dan stabil," imbuhnya.

Untuk membiayai rencana pembangunan ekosistem digital tersebut, TLKM sudah bersiap. Belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan Telkom, besarannya berkisar 25% dari proyeksi pendapatan TLKM 2018. 

Sayangnya, Arif belum bisa menjelaskan berapa besaran capex tersebut. Namun, pendapatan TLKM pada 2018 diprediksi akan meningkat dibandingkan dengan capaian 2017. "Target pendapatan kami kan makin meningkat, sehingga capex akan makin meningkat juga," imbuhnya.

Pada tahun 2017 TLKM menganggarkan capex sebesar Rp 26,7 triliun sampai Rp 29 triliun. Sampai dengan kuartal III-2017, TLKM telah menyerap capex sebesar Rp 20,3 triliun. 

Artinya, capex tersebut telah terserap 70%-76,02%. Capex ini digunakan untuk memperkuat infrastruktur layanan broadband, memperkuat jaringan seluler, perluasan data center, satelit, dan menara.

Sebelumnya disebutkan, Telkom membidik pertumbuhan 10% tahun ini atau tumbuh di atas rata-rata industri telekomunikasi. Dari data RTI, Telkom selalu mengalami pertumbuhan pendapatan. Pada 2016 misalnya, TLKM membukukan kenaikan pendapatan 13,53% year on year (yoy), tahun 2015 pendapatan naik 14,24% (yoy), tahun 2014 pendapatan naik 8,11% (yoy), dan tahun 2013 pendapatan naik 7,55% (yoy). "Tahun ini kami yakin bisa mencapai target kami," pungkas Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×