Reporter: Danielisa Putriadita, Olfi Fitri Hasanah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Seiring kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini, sejumlah reksadana saham juga sukses mencetak imbal hasil lumayan. Salah satunya adalah Sucorinvest Saham Dinamis besutan Sucor Asset Management.
Sejak awal tahun hingga 6 Juni lalu, reksadana saham ini berhasil mencetak imbal hasil 9,02%. Strateginya, Sucor menempatkan dana investasi reksadana ini pada saham-saham anggota indeks KOMPAS100.
Indeks KOMPAS100 dipilih untuk mengejar likuiditas yang tinggi di pasar saham, sehingga manajer investasi bisa menekan risiko. Produk ini 100% harus beli KOMPAS100. Jadi, kalau pasar sedang crash, kejadian terburuknya semua investor redeem, KOMPAS100 masih lebih likuid, ungkap Jemmy Paul Wawointana Pelaksana Tugas Direktur Sucor Asset Management, Rabu (7/6).
Sucor Asset Management menempatkan sebagian besar dana di saham sektor perkebunan, pertambangan, infrastruktur dan juga perbankan. Saham-saham yang dipilih adalah saham blue chips yang bisa mengerek kinerja produk ini.
Efek pengisi portofolio terbesar antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Lalu ada juga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Investor yang hendak berinvestasi pada produk ini harus menyetor dana minimal Rp 1 miliar. Ada biaya manajemen maksimal 3,5% per tahun. Produk yang diluncurkan 19 Oktober 2015 ini menggandeng PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai bank kustodian. Selasa (6/6) lalu, produk ini membukukan nilai aktiva bersih (NAB) Rp 954,64 per unit penyertaan.
Hingga akhir Mei 2017, dana kelolaan atau asset under management (AUM) Sucorinvest Saham Dinamis mencapai Rp 100 miliar. Jumlah tersebut meningkat sekitar 9% sejak awal tahun.
Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, reksadana Sucorinvest Saham Dinamis mencatatkan kinerja di atas IHSG dan KOMPAS100. Kinerja reksadana ini juga jauh melampaui kinerja rata-rata reksadana sejenis yang sebesar 3,6%.
Wawan menilai penempatan dana kelolaan di efek KOMPAS100 membuat manajer investasi lebih leluasa memilih saham. Di KOMPAS100 sektor cukup terdiversifikasi, kata Wawan. Reksadana ini diperkirakan bisa memberi return 14% hingga akhir tahun, atau sekitar 2% di atas IHSG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News