kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Intip Rekomendasi Saham Perbankan Lapis Dua yang Punya Kinerja Kuat


Selasa, 13 Februari 2024 / 07:29 WIB
Intip Rekomendasi Saham Perbankan Lapis Dua yang Punya Kinerja Kuat
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham untuk perbankan lapis kedua


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat harga saham bank big four terus mencapai rekor tertinggi, saham bank-bank lapis dua tak kalah memikat. Ini sejalan dengan kinerja keuangan bank-bank tersebut yang tetap mencatatkan laba yang kuat.

Sebagai informasi, bank yang bisa dibilang tergolong dalam big four adalah bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) IV. Di antaranya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Selain empat bank tersebut, beberapa bank mencatatkan pertumbuhan laba positif. Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang membukukan laba sebesar Rp 3,5 triliun atau naik sekitar 15% dibandingkan periode 2022. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit serta peningkatan pendapatan non bunga.

Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan bahwa penyaluran kredit BTN naik 11,9% secara tahunan menjadi Rp 333,69 triliun. Kredit perumahan subsidi tetap mendominasi senilai Rp 161,74 triliun.

Baca Juga: Transaksi QRIS Melesat, Bagaimana dengan Masa Depan Kartu Debit Perbankan?

Di sisi lain, pendapatan non bunga BTN juga mengalami kenaikan sekitar 75,78% YoY. Nilainya dari Rp 2,23 triliun di 2022 kini menjadi sebesar Rp 3,92 triliun.

”Kinerja 2023 ini menjadi momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di tahun ini,” ujarnya (12/2).

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga telah mencatatkan kinerja laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun. Pada periode tahun sebelumnya, BSI hanya mencatatkan laba bersih senilai Rp 4,26 triliun.

BSI mencatat pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 240,32 triliun atau tumbuh 15,70% year on year, dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik sebesar 2,08%.

Hal ini tidak lepas dari langkah BSI dalam melakukan strategic response yang tepat, adaptif, dan terus berinovasi pada bisnis yang memiliki demand tinggi di market,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunadi, belum lama ini.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa dengan fundamental yang baik disertai momentum harga saham bank besar yang terus berada di all time high (ATH), membuat saham-saham bank lapis dua ini layak dicermati. 

“Selama memiliki kriteria harga yang murah dan fundamental baik di masa akan datang, tentu layak dipilih,” ujarnya.

Ia mencontohkan BTN yang tetap optimistis dari sisi potensi ekosistem perumahan berkembang di tahun ini, seiring dengan penurunan tingkat suku bunga. Ditambah, adanya insentif dari pemerintah untuk sektor perumahan.

Baca Juga: Bank Mandiri dan BRI Pecahkan Rekor Laba dan Harga Saham Tertinggi Dalam Sejarah

Selain itu, Nico juga melihat BSI tetap memiliki potensi market share yang berpotensi tetap tumbuh. Maklum, BSI saat ini masih menjadi bank syariah terbesar di tanah air dan belum memiliki kompetitor yang setara. 

Tak luput dari pandangannya, PT Bank CIMB Niaga Tbk  juga dianggap memiliki daya tarik sendiri. Meskipun, hingga saat ini, bank tersebut belum memaparkan kinerja keuangannya sepanjang 2023.

Menurut Nico, CIMB Niaga saat ini memiliki upaya untuk berbenah diri dengan melakukan transformasi, utamanya dari sisi teknologi. Terlebih, CIMB Niaga juga baru saja mendapat dana dari aksi private placement yang bakal dimanfaatkan untuk ekspansi.

”CIMB Niaga ini akan ekspansi kegiatan usahanya dengan melakukan penyaluran kredit ke berbagai segmen,” ujar Nico.

Tak banyak berbeda, Kepala Riset RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya menilai bank-bank yang tak masuk dalam big four memiliki kinerja yang sesuai ekspektasi di 2023. Meskipun, pertumbuhannya memang tak sebesar bank big four.

”Untuk saat ini, saham-saham big four mungkin masih akan mengungguli emiten bank lainnya,” ujar Andrey, Senin (12/2).

 

Meski demikian, ia sepakat bahwa saham BTN tetap menarik untuk dicermati. Ia pun merekomendasikan beli untuk saham BTN dengan target harga di Rp 1.650 per saham.   

Pada penutupan perdagangan di awal pekan ini, saham BTN ditutup menguat 8,37% menjadi Rp 1.360 per saham. Secara year to date, sahamnya telah menguat sekitar 8,8%.

Menurut Andrey, BTN saat ini masih memiliki fundamental yang baik. Di mana, penjualan aset kredit macet tahun ini tetap akan berlanjut disertai dengan kredit properti yang diproyeksi masih akan tumbuh

Meski demikian, analis sekaligus CEO Edvisor, Praska Putrantyo mengingatkan bahwa tak semua saham lapis dua saat ini juga layak diminati. Mengingat, ada juga emiten bank yang belum mencatatkan kinerja baik di 2023.

Ia mencontohkan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) yang mengalami koreksi laba sekitar 4,55% YoY menjadi Rp 1,47 triliun. Meskipun, pendapatan bunganya naik 2,44% YoY menjadi Rp 5,04 triliun.

Baca Juga: Ditargetkan Rilis Semester I, Paylater BTN Bakal Sediakan Plafon hingga Rp 20 Juta

”Sehingga itu berdampak pada kinerja harga sahamnya yang melandai,”ujarnya.

Untuk saham-saham lapis dua, Praska pun menjagokan BTN dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk dicermati. Alasannya, tren fundamental yang baik dan harga sahamnya belum mengalami apresiasi signifikan.

”Valuasi keduanya masih atraktif. BTN target harganya Rp 1.370 hingga Rp 1.400 per saham dan Danamon targetnya Rp 2.960 per saham,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×