kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip Rekomendasi Saham Nippon Indosari (ROTI) Saat Kinerja Kurang Moncer di 2023


Kamis, 14 Maret 2024 / 10:35 WIB
Intip Rekomendasi Saham Nippon Indosari (ROTI) Saat Kinerja Kurang Moncer di 2023
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham Nippon Indosari (ROTI) yang cetak kinerja kurang menyakinkan di 2023


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih di sepanjang tahun buku 2023. Penurunan ini terjadi akibat lemahnya permintaan dan beralihnya konsumen ke produk yang lebih terjangkau.

Melansir laporan keuangan, ROTI mencatatkan penurunan laba bersih sebanyak 22,88% secara tahunan atau year on year (YoY), dari semula Rp 432,22 miliar di tahun 2022, menjadi Rp 333,29 miliar pada tahun 2023.

Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan 3,67% YoY menjadi Rp 3,82 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya, pendapatan ROTI masih mencapai Rp 3,93 triliun. 

Pendapatan ROTI selama tahun 2023 terdiri atas pendapatan roti tawar sebesar Rp 2,64 triliun, roti manis Rp 1,54 triliun, kue Rp 338,30 miliar, dan lain-lain Rp 37,11 miliar. Pendapatan tersebut dikurangi oleh retur penjualan dan rabat masing-masing sebesar Rp 728,96 miliar dan Rp 16,48 miliar. 

Baca Juga: Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Bukukan Laba Rp 333 Miliar pada 2023

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Putu Chantika Putri dalam riset 5 Maret 2023 menilai, lemahnya angka pendapatan ini disebabkan oleh tren pertumbuhan penjualan yang lemah, di tengah lesunya daya beli pasar.

Selain itu juga peningkatan biaya operational expenditure (opex) terhadap penjualan pada kuartal IV-2023 sebesar 43,7%.

"Opex meningkat 17% YoY disebabkan oleh kenaikan biaya persediaan kadaluwarsa, yang mencapai 8,3% dari total penjualan. Angka ini lebih tinggi 6,7% dibandingkan pada kuartal IV-2022," kata Putu, Selasa (5/3).

Putu dalam risetnya juga menjelaskan bahwa penurunan kinerja sepanjang tahun 2023 terjadi karena konsumen beralih ke produk yang lebih terjangkau, terutama di tengah tingginya inflasi pangan.

Melihat melemahnya permintaan, ROTI meluncurkan produk dengan harga yang terjangkau, yaitu Sari Roti Sandwich Zuper. Selain itu, ROTI juga telah melihat daya tarik positif terhadap produk-produk kelas bawah dari portofolionya yang sebagian besar diluncurkan selama pandemi.

Adapun ROTI juga mendirikan Sari Roti Food Solutions, yaitu saluran baru yang bertujuan untuk memasok produk roti (misalnya roti burger, roti gulung polos) kepada usaha kecil dan menengah dan mendiversifikasi produknya dengan memperkenalkan Sari Choco Milk dan Sari Choco Spread, yang saat ini tersedia di beberapa negara tertentu.

Saat ini telah memasuki bulan Ramadan, Putu melihat kinerja ROTI selama periode Ramadan selalu mencatat pencapaian pendapatan terendah sebesar 22%-23% sepanjang tahun penuh. 

 

"Kami memperkirakan ROTI akan mencatat pertumbuhan pendapatan yang lemah di kuartal I-2024, ditambah meningkatnya persaingan," tuturnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, momen Ramadan tahun ini masih dibayangi oleh daya beli masyarakat yang masih melambat, dan daya beli yang lemah ini bisa berdampak pada kinerja emiten konsumer seperti ROTI.

"Pendapatan ROTI bisa meningkat jika memang daya beli masyarakat yang kembali pulih, tinggi harga kebutuhan pokok dan kenaikan upah yang relatif terbatas hal ini bisa berdampak pada masyarakat yang akan cenderung menahan spendingnya," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).

Melansir Trading Economics, Rabu (13/3) harga gandum masih alami penurunan. Harga gandum turun 8,34% secara bulanan dan turun 22,92% secara tahunan menjadi US$ 535,63 per gantang.

Adapun penurunan harga gandum juga dinilai akan berdampak pada penurunan beban bahan baku dari ROTI. Dampak ini akan berpengaruh pada labanya, selain itu penurunan pada harga gandum ini bisa berdampak positif ke laba jika kinerja pendapatan juga tumbuh.

Baca Juga: Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Perkuat Ekspansi di Sumatra

Senior Investment Information Mrae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai salah satu faktornya karena masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi roti maupun gandum masih relatif minim.

"Ini merupakan niche market, tapi paling tidak, dari masih terkoreksinya harga gandum semestinya diharapkan mampu mendorong optimalisasi dari sisi kinerja," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).

Nafan merekomendasikan hold pada saham ROTI denga target harga Rp 1.225 per saham. Sementara Azis merekomendasikan trading buy ROTI dengan target harga Rp 1.225 - Rp 1.240 per saham.

Selanjutnya: Menyegarkan Saat Buka Puasa, Ini 9 Manfaat Jus Alpukat Untuk Kesehatan

Menarik Dibaca: Hemat Paket Super Duk-duk & Combo Activity di Promo KFC 11 Maret-15 April 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×