Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, pasar juga menantikan keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga. Mengutip dari CMEFedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga pada semester I tahun 2024 bisa mencapai 54,3%. Hal tersebut menciptakan optimisme di pasar.
Jika pemangkasan tersebut benar terjadi, hal ini dapat memicu peningkatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Hal ini kemudian akan berdampak positif pada permintaan layanan transportasi dan logistik.
“Namun, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut masih membawa risiko bagi sektor ini. Gangguan dalam jalur transportasi dan ketidakpastian atas stabilitas harga minyak dapat mengganggu operasi logistik dan merugikan perusahaan-perusahaan di sektor translog,” tuturnya.
Menurut Aditya, BIRD masih menjadi salah satu emiten yang menarik untuk dicermati. Secara analisis teknikal, saham BIRD terlihat sedang dalam fase konsolidasi yang tertahan pada level psikologis Rp 1.700 per saham.
“Indikator Stochastic RSI menunjukkan kondisi oversold, mengisyaratkan potensi pembalikan harga. Sehingga, masih berpotensi menguat menuju Rp 1.825 per saham, dengan stop loss jika kurang dari Rp 1.670 per saham,” ujarnya.
Aditya pun merekomendasikan buy untuk BIRD. Dengan menggunakan metode relative valuation dengan pendekatan price to book value (PBV), maka diperoleh potensi fair value BIRD di level Rp 1.950 per saham alias naik 13,58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News