Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerat Prajogo Pangestu terus tancap gas menggelar ekspansi melalui dua mesin utamanya, Grup Barito dan Petrindo. Lewat konglomerasi ini, Prajogo membentangkan sayap bisnisnya di sektor petrokimia, infrastruktur, energi, properti hingga tambang.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi induk Grup Barito, yang memiliki tiga pilar bisnis utama. Pertama, petrokimia dan infrastruktur melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Kedua, pilar energi. BRPT mengembangkan segmen Energi Baru & Terbarukan (EBT) melalui PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Selain itu, BRPT menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ultra super critical lewat Indo Raya Tenaga yang memiliki 34% saham di PLTU Jawa 9 & 10. Ketiga, bisnis properti melalui Griya Idola.
Baca Juga: Deretan Proyek Ekspansi Prajogo Pangestu Lewat Grup Barito (BRPT) & Petrindo (CUAN)
Head of Investor Relations Barito Pacific, Pandu Anugrah membeberkan proyek dan pipeline ekspansi dari masing-masing pilar bisnis Grup Barito. Dari bisnis petrokimia, ekspansi yang sedang berlangsung adalah pembangunan Pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) yang diperkirakan akan rampung pada tahun 2026.
Selain itu, TPIA sedang mengejar penyelesaian proses akuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura, yang ditargetkan tuntas akhir tahun ini. Di bisnis infrastruktur, BRPT melebarkan sayap melalui anak usaha TPIA, PT Chandra Daya Investasi (CDI).
Pipeline proyek di bisnis infrastruktur adalah gas power plant berkapasitas 200 megawatt (MW) yang sedang dalam Final Investment Decision (FID) serta pembangkit listrik tenaga surya terapung berkapasitas 30 MWpeak yang masih feasibility study. "Kami terus melakukan diversifikasi usaha pada segmen yang lebih stabil dan memberikan return yang berkelanjutan," kata Pandu dalam paparan publik, Jumat (25/10).
Pada pilar energi segmen EBT, BREN mengembangkan pembangkit tenaga panas bumi dan angin. Fokus BREN tiga tahun ke depan adalah menambah kapasitas panas bumi hingga 104,6 MW dari aset Wayang Windu, Salak dan Darajat. Selain itu, BREN menggarap proyek di area baru Hamiding dan Souh Sekincau.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Jual 12,41 Juta Saham CUAN
BREN juga ekspansi di listrik tenaga angin pada proyek Sidrap II, Sukabumi dan Lombok dengan target tambahan kapasitas 318 MW. Di luar segmen EBT, BRPT siap mengoperasikan PLTU 2 x 1.000 MW secara bertahap pada tahun 2024 dan 2025.
Bergeser ke pilar properti, Griya Idola memiliki portofolio di segmen residensial, industrial, perkantoran dan hospitality. Strategi pertumbuhan Griya Idola akan fokus pada segmen residensial dan industrial.
Di segmen residensial, Griya Idola menggarap lahan sekitar 50 hektare (ha). Sedangkan di segmen industrial, Griya Idola menggarap Patimban Industrial Estate serta Griya Idola Industrial Park di Cikupa seluas 110 ha.
"Kami memiliki beberapa rencana pengembangan dalam beberapa tahun ke depan. Secara geografis proyek kami berada di beberapa kawasan yang cukup strategis, dimana permintaan ke depan akan terus tumbuh," tandas Pandu.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) Milik Prajogo Pangestu Bagi Dividen US$ 5 Juta dan Saham Bonus
Direktur & Corporate Secretary Barito Pacific, David Kosasih menegaskan bahwa Grup Barito akan terus menggelar ekspansi, termasuk melalui akuisisi dengan fokus pada sektor inti petrokimia dan energi. "Tapi tidak menutup kemungkinan kami melihat peluang di sektor usaha lain," kata David.