Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
David memberikan gambaran, strategi ekspansi yang dilakukan Grup Barito bakal mendongkrak prospek kinerja BRPT. Dia mencontohkan saat pabrik CA-EDC dan akuisisi aset SECP tuntas, maka kapasitas TPIA akan melonjak dari 4,2 juta ton menjadi sekitar 9,5 juta ton.
Kemudian tambahan yang cukup signifikan pada kapasitas pembangkit BREN saat proyek ekspansi panas bumi dan angin telah membuahkan hasil. "Jadi itu bisa memberikan gambaran bagaimana nanti kontribusi ke depan," ungkap David.
Tak hanya dari Grup Barito, Prajogo Pangestu melebarkan sayap bisnisnya di sektor pertambangan melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi, Michael mengungkapkan ekspansi CUAN telah membuahkan hasil. Tampak dari sumber pendapatan yang telah terdiversifikasi.
Baca Juga: Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Milik Prajogo Pangestu Raih Kredit Rp 775 Miliar dari BNI
Michael membandingkan, sepanjang tahun 2023 pendapatan 100% bersumber dari penjualan batubara. Sedangkan pada semester I-2024, CUAN telah meraup pendapatan dari bisnis lain, yakni rekayasa konstruksi, kontraktor pertambangan dan jasa.
Dus, top line dan bottom line CUAN pun kompak menanjak. Faktor pendorongnya adalah akuisisi PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Multi Tambangjaya Utama yang telah terkonsolidasi. Proyek pengembangan CUAN ke depan adalah batubara metalurgi, tambang emas dan pasir silika.
Capex Jumbo Grup Barito & Petrindo
Ekspansi Grup Barito maupun Petrindo ditopang oleh belanja modal alias capital expenditure (capex) yang jumbo. Pandhu membeberkan, BRPT telah menggelontorkan capex sebesar US$ 5,1 miliar dalam kurun 2015 - 2024.
BRPT pun siap mengucurkan capex sebesar US$ 4,4 miliar hingga tahun 2027 untuk turut membiayai ekspansi BREN, TPIA dan Indo Raya Tenaga. Khusus untuk tahun ini, David menjelaskan BRPT mengalokasikan capex sebesar US$ 650 juta.
Baca Juga: Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Milik Prajogo Pangestu Akuisisi Tambang Batubara Lagi
Dana tersebut mayoritas ditujukan untuk kebutuhan ekspansi TPIA dan BREN. Realisasi hingga semester pertama masih tergolong mini, yakni sebesar US$ 180 juta. "Jadi sisanya akan dilakukan pada semester kedua," ungkap David.
Sementara dari Grup Petrindo, Direktur CUAN Kartika Hendrawan mengungkapkan saat ini posisi CUAN lebih fokus sebagai pemilik tambang. Sedangkan PTRO sebagai kontraktor tambang.
Dengan pembagian fungsi tersebut, alokasi capex lebih banyak ditempatkan kepada PTRO sebagai kontraktor. PTRO mengalokasikan capex sekitar US$ 400 juta pada tahun 2024-2025.