Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) akan menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 2,07 miliar saham April nanti. Duitnya akan digunakan untuk membiayai akuisisi dan membayar sebagian kewajibannya.
Perusahaan pengembang properti ini menetapkan harga rights issue Rp 1.000 per saham. Sehingga, DILD berpotensi mengantongi dana Rp 2,07 triliun. Harga ini lebih rendah dari harga saham DILD di lantai bursa kemarin, sebesar Rp 1.150 per saham.
Analis Asia Kapitalindo Securities Supriyadi mengatakan, harga rights issue itu tidak terlalu menarik buat investor. Sebab, hanya terpaut tipis dengan harga teoritis saham DILD sebesar Rp 1.090 per saham. "Jadi, cuma untung Rp 90 per saham," imbuhnya.
Tak heran bila DILD menyediakan lima pembeli siaga, jika pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya. Apalagi, hajatan ini bisa menimbulkan efek dilusi hingga 50%.
Pembeli siaga itu adalah: Faith Mount Investment Ltd, PT Cempaka Andalan Kharisma, PT Cakrawala Persada Gemilang, PT Permata Ratnamulia, dan PT Minna Padi Investama. Uniknya, para pembeli siaga itu adalah pemilik perusahaan yang akan diakuisisi oleh DILD dengan memakai dana rights issue itu.
Dalam prospektus rights issue DILD yang dipublikasikan kemarin tercantum, sebesar 43,42% atau Rp 900 miliar dana rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi 100% saham PT Wirasejati Binapersada. Perusahaan ini memiliki lahan seluas 1.092 hektare (ha) di Curug Bitung, Banten. Selain itu, DILD mengambil alih 90% saham PT Putra Sinar Permaja, yang memiliki 7 ha lahan di kawasan TB Simatupang, Jakarta. Artinya, transaksi ini juga bisa menjadi jalan Wirasejati dan Putra Sinar untuk masuk bursa secara tak langsung (back door listing).
Lantas, 38,32% atau Rp 792,6 miliar dana rights issue akan digunakan untuk melunasi promissory notes ke PT Permata Ratna Mulia. Sisanya, sebesar 18,35% atau Rp 380,5 miliar dialokasikan untuk modal kerja.
DILD juga menerbitkan waran 1,03 miliar. Setiap investor yang membeli dua saham baru akan mendapat satu waran. Harga eksekusinya Rp 1.050 per saham. Duit yang diperoleh dari hasil konversi waran akan dipakai DILD untuk tambahan modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News